Imlek diperingati meriah oleh masyarakat Tionghoa di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Mereka biasanya menikmati makanan khas berupa ikan dingkis yang merupakan lambang kemakmuran.
Ikan dingkis memiliki nama latin Siganus Canaliculatus. Di balik bentuknya yang mungil, ikan ini punya filosofi istimewa bagi masyarakat Tionghoa. Mereka menganggapnya sebagai simbol keberuntungan dan keabadian hidup.
Tokoh pemuda Tionghoa Batam, Hendra Asman mengatakan ikan dingkis biasanya disajikan saat malam sebelum Imlek atau H-1 pada saat acara makan bersama keluarga.
"Saya menyampaikan sesuai tradisi Imlek Hokkian. Setiap keluarga akan menggelar thuan yen fan atau makan bersama. Bagi yang belum berkeluarga, akan ikut makan bersama orang tuanya. Dan saat itu ikan dingkis akan disajikan untuk santap malam bersama," kata Hendra Sabtu (14/1/2023).
Menurutnya ikan dingkis memiliki keunikan tersendiri karena hanya mau bertelur saat jelang imlek. Sementara di luar perayaan imlek, ikan dingkis tidak bertelur.
"Ikan dingkis saat jelang perayaan imlek akan bermigrasi dari tengah laut ke pinggir untuk bertelur. Momen inilah yang dimanfaatkan oleh para nelayan menangkap ikan dingkis," ujarnya.
"Ada juga yang menyebut, ikan dingkis pindah dari tengah laut ke daerah pinggiran ini bentuk ucapan atas hari raya imlek," ujarnya.
Ikan dingkis yang bertelur itu dianggap sebagai lambang kemakmuran. Alasan tersebut yang membuat sebagian masyarakat Tionghoa di Batam, Bintan, Karimun dan Tanjungpinang mengonsumsinya saat perayaan Imlek.
"Saya kebetulan asal dari Dabo, Lingga malah tidak pernah saya lihat. Keluarga di Dabo dulu, makan ikan. Tapi ikan apa saja, yah sesuai kemampuan dari keluarga itu," ungkap Hendra.
Hendra mengatakan ikan dingkis saat perayaan Imlek cukup mahal. Untuk satu kilogram ikan dingkis saat perayaan Imlek bisa sampai Rp 500 ribu.
"Kalau bagi saya dan didikan keluarga makan ikan itu sesuai kemampuan saja. Tidak usah dipaksakan," tuturnya.
Saat perayaan Imlek keberkahan tidak hanya dirasakan masyarakat Tionghoa di Kepri. Hal itu juga dirasakan nelayan yang menangkap ikan dingkis saat momentum Imlek.
![]() |
Salah satu nelayan yang mendapatkan keberkahan saat perayaan Imlek ialah Wiwin. Ia mengatakan untuk menangkap ikan dingkis di tahun ini dirinya menyiapkan 7 kelong di kawasan Tanjung Piayu, Kota Batam.
"Saat Imlek ini ikan dingkis seperti memanen benda berharga karena harga jual cukup tinggi. Tujuh orang kelong kami sekeluarga total semua ada tujuh. Saya dua, mertua dua, ipar saya tiga," kata Wiwin.
Wiwin menerangkan bahwa ikan dingkis biasanya akan mulai ramai ditangkap saat seminggu jelang Imlek. Ia memperkirakan dalam satu Minggu kedepan diperkirakan akan ramai.
"Seminggu sebelum Imlek biasa banyak, mungkin Minggu depan ini perkiraan sudah mulai banyak masuk ke Kelong," ujarnya.
Wiwin menyebutkan saat Imlek harga ikan dingkis cukup tinggi saat Imlek. Menurutnya saat Imlek ikan dingkis bisa mencapai Rp 250 ribu sampai Rp 400 ribu/kg.
"Saat jelang Imlek harganya cukup tinggi. Tahun lalu paling tinggi Rp 250 ribu karena kondisi COVID-19. Tahun sebelumnya biasanya sampai Rp 400 Ribu - Rp 500 ribu sekilo. Nah kalau sekarang belum dapat pastinya karena tergantung permintaan. Mudah-mudahan tahun ini banyak tangkapan," kata dia.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
Simak Video "Kelezatan Aneka Sajian Imlek, Ada Poon Choi hingga Bebek Panggang"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/adr)