Kue dan dessert sejak dulu menjadi salah satu kudapan yang disukai banyak orang. Karenanya tak heran jika sampai saat ini kue dan dessert menjadi pilihan banyak pengusaha kuliner.
Tapi untuk dapat menonjol di antara para kompetitor, pelaku usaha kue dan dessert pastinya harus memiliki inovasi yang bisa membuat produknya menjadi unik. Baik itu dari segi rasa, penampilan hingga kemasan kue itu sendiri.
Itulah yang dilakukan oleh Najla Bisyir, founder dari Bittersweet by Najla. Dessert box buatannya tidak hanya memiliki keunikan, tapi juga berhasil memecahkan masalah dalam mengirim kue secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam BRI Coaching Clinic yang digelar di JCC, Senayan, Jumat (16/12), Najla mengungkapkan inovasi dessert box tersebut lahir dari keinginan untuk memiliki usaha yang dikelola sendiri.
"Awalnya aku ibu rumah tangga biasa. Setelah melahirkan anak ketiga, aku merasa kok di rumah terus. Aku mau jadi sesuatu, pengen punya sesuatu. Dari situ muncul lah ideation. Coba deh, aku ibu rumah tangga, setiap hari masak, setiap hari baking. Coba ah dijualin," ujar Najla dalam Coaching Clinic UMKM Expo(RT) BRILianpreneur 2022, Jumat (16/12/2022).
Setelah usahanya mulai melejit, Najla bertekad untuk memperdalam skill baking miliknya. Ia kemudian mengikuti kelas dan mengambil sertifikasi di Malaysia dan Singapura. Pada awalnya, Najla menjajakan kue buatannya lewat platform online. Namun, ia dihadapkan dengan kendala saat pengiriman.
"Tapi aku bingung lagi, aku kan belajarnya cake, cake itu whole cake. Nggak mungkin dikirim pakai ojek online, pasti hancur. Dari situlah muncul ideation, gimana ya caranya kue ini bisa dikirim ke customer tapi aman, dan customer nerimanya happy dalam keadaan yang aman," ungkapnya.
"Akhirnya aku coba-coba layering, masukin ke dalam box. Kok cantik ya, bolunya, krimnya, saus coklatnya," tuturnya.
Najla menambahkan lewat inovasi dessert box itu, ia berhasil memecahkan masalah pengiriman kue secara online.
"Ternyata aku solve problem di situ, jadi aku bisa ngesolve problem kue-kue yang, whole cake itu kan lama2 di kulkas bisa kering. Kalau ini satu sendok makan kita tutup dua hari lagi kita makan masih enak, dan juga bisa dikirim pakai ojek online. Ternyata itu disukai dan diminati, itu awalnya sih," terangnya.
Najla mengaku dalam memasarkan produknya, ia menghadapi persaingan yang sangat sulit. Sebab, saat itu tengah booming usaha-usaha kue yang dicetus oleh artis-artis terkenal.
"Aku merasa sangat terseret-seret saat itu. Gue siapa, ini promo sekali langsung boom, caranya gimana. Dari saat itu aku mempromosikan dari pertama word of mouth, dari mulut ke mulut. Karena aku yakin sama produk yang aku buat, kualitasnya bagus, bahannya premium jadi aku yakin banget," jelasnya.
Najla menyebutkan kemasan yang unik juga menjadi faktor yang membuat orang-orang tertarik untuk mencoba kue buatannya.
"Kebetulan produk aku ada faktor uniquenya, karena kue ditaruh di dalam box dan orang belum pernah ngeliat. Apalagi yang leleh-leleh seperti itu, jadi mereka merasa kayak ini sesuatu yang baru buat mereka," imbuhnya.
Najla juga menyebut interaksi dengan customer sebagai faktor penting dalam memasarkan produknya. Salah satunya lewat platform media sosial.
"Aku nggak lupa ngebangun interaction aku dan customer di sosial media. Caranya banyak banget, di story bisa kita mainkan. Aku membangun bisnis yang memang ada soulnya, ada jiwanya. Jadi memang kerasa sama orang nggak kayak brand sama customer, kayak bestie sama bestienya. Jadi kedekatan emosionalnya lebih dapat," ujarnya.
Dalam mengembangkan bisnisnya, Najla menerangkan kolaborasi dengan brand-brand yang cross marketing membantu meningkatkan daya tarik customer terhadap produknya.
"Contohnya kayak yang terakhir kita kolaborasi sama Vaseline. Itu kan sebetulnya nggak nyambung kan, tapi segmen pasarnya beriirisan. Jadi kayak cewek-cewek dikasih lipcare pas beli dessert itu kan mereka happy banget," ucapnya.
Selain kolaborasi, Najla menekankan penting untuk beradaptasi dengan perubahan behaviour customer. Hal itu pula yang akhirnya mendorong Bittersweet by Najla untuk membuka outlet offline.
"90% omzet kita itu online. Tapi zaman sekarang customer behaviour itu udah berubah banget. Orang sukanya itu dine in. Mereka ngerasa COVID udah nggak ada atau lebih leluasa, mereka maunya jalan-jalan ke cafe. Jadi kita harus mengikuti perkembangan zaman juga," tuturnya.
Untuk menjaga kualitas dan kepremiuman produknya, Najla mendirikan hanya mendirikan outlet offline di kota-kota besar. Sedangkan untuk menjangkau customer di daerah, ia lebih mengandalkan jasa reseller dan jasa titip (jastip).
"Untuk menjangkau orang-orang di daerah yang daya belinya lebih rendah, aku bikin satu brand baru. Sister company nya Bittersweet, namanya Snacktok. Itu buat orang-orang yang pengen cobain tapi dengan harga yang lebih murah dan dijualnya di TikTok Shop," sambungnya.
Najla mengatakan saat ini Bittersweet sudah memiliki 17 outlet offline, dan akan bertambah 3 outlet lagi di akhir tahun 2022.
"Kita sekitar 17 store. Akhir tahun ini kita mau opening lagi 3 store," ucapnya.
Najla juga berpesan kepada para pelaku UMKM yang tengah merintis untuk terus bersemangat dan tidak berhenti bergerak. Terlebih, di masa yang penuh ketidakpastian seperti sekarang.
"Pokoknya semangat terus. Mungkin ini klise ya, tapi semangat terus apalagi di tengah ketidakpastian. Jadi kita tuh harus berpegang tangan, bersama-sama saling support dan juga terus bergerak. Karena kita nggak pernah tahu titik sukses kita di gerakan yang ke berapa. Intinya semangat terus guys!" tandasnya.