Kemunculan restoran sushi murah meriah dan penjual sushi kaki lima membuat sushi kini bisa dinikmati banyak lapisan masyarakat. Sushi chef profesional asal Indonesia, chef Uki, memberikan pendapatnya.
Dahulu sushi identik sebagai makanan premium yang hanya disajikan di restoran kelas atas. Hal ini terkait teknik membuatnya yang tak bisa dilakukan sembarang orang dan bahan-bahan utamanya yang didominasi makanan segar dan berkualitas.
Tapi kini anggapan soal sushi mahal rasanya perlahan sirna. Pasalnya banyak menu sushi murah meriah dijajakan di restoran sushi mungil, warung tenda, hingga penjual gerobakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harganya tentu saja jauh lebih murah dari yang di restoran premium. Mulai dari Rp 10.000, sepiring sushi enak bisa dinikmati.
Melihat fenomena ini, sushi chef terkenal di Indonesia, chef Slamet Basuki atau akrab disapa chef Uki memberikan pendapatnya. Kepada detikfood (11/10), ia mengaku sangat senang dengan kemunculan produk sushi harga terjangkau.
![]() |
Artinya, menu sushi itu sendiri semakin dikenal luas di Indonesia. "Saya sangat senang sushi sudah banyak dikenal, disukai, dan seiring itu banyak kedai penjualnya, baik di mall kedai kecil atau hanya online dibuat di rumah," tutur chef yang pernah berlaga dalam kompetisi sushi tingkat dunia pada 2015 ini.
Hanya saja chef Uki berharap, tren sushi murah meriah ini juga dibarengi dengan edukasi soal keamanan pangan sushi yang dipahami dan diterapkan, baik oleh penjual maupun pembeli.
"Sebagaimana kita tahu, sebagian besar sushi menggunakan bahan mentah atau bahan makanan yang mudah rusak, basi, atau membusuk," ujar pemilik restoran Umaku Sushi ini.
Tips memilih sushi murah yang terjamin kualitasnya
![]() |
Chef Uki tak pelit berbagi ilmu soal membuat sushi berkualitas, meski harganya terjangkau. Ia berujar, "Yang paling utama adalah memakai bahan dengan kualitas terbaik, kalau mau dikonsumsi mentah haruslah memakai produk sashimi atau sushi grade."
Ia juga bilang penanganan sushi mentah dan matang berbeda. "Saat membuat sushi juga harus sesering mungkin cuci tangan dan membasahi tangan dengan cuka yang berfungsi sebagai anti bakteri atau memperlambat proses pembusukan," sambung chef ramah ini.
Lalu untuk memilih tempat makan sushi murah, chef Uki menyarankan tidak sembarangan dan jangan tergoda hanya karena harganya miring. Tips utama yang bisa dilakukan, memilih restoran sushi yang pelanggannya cukup banyak karena berarti perputaran bahan segarnya bakal lebih cepat.
"Yang kedua, pilih restoran sushi yang chefnya berpengalaman menangani sushi. Walaupun kurang ramai pengunjung, chef tersebut akan mampu merawat, menyimpan, dan menyajikan sushi hanya yang terbaik," katanya.
Jangan makan sushi murah jika ragu kualitasnya
Soal makan sushi murah meriah, terakhir chef Uki menegaskan, "Cobalah menahan diri untuk makan sushi apabila tidak yakin dengan kehigienisannya."
Menu sushi yang dipilihpun sebaiknya dipertimbangkan. Untuk makan di tempat, boleh saja pesan sashimi atau sushi dengan topping bahan mentah lain. Tapi kalau untuk dibawa pulang, lebih baik pesan sushi matang.
"Apabila take away sushi, cobalah hanya yang matang. Kalaupun yang mentah, pastikan jarak antarnya tidak terlalu lama, karena pada suhu tropis akan mempercepat pertumbuhan bakteri," ujarnya.
Menu sushi fusion dengan mentai hingga mayonnaise sah-sah saja
![]() |
Terkait kemunculan menu-menu sushi kekinian yang sifatnya fusion, chef Uki berpendapat hal itu sah-sah saja. Karena pada dasarnya, sushi memang ada yang tradisional dan fusion yang disebut 'kreatif sushi'.
"Untuk kreatif sushi biasanya memakai bahan yang matang dan ditambah saus sesuai keinginan, misalnya saus mentai, mayonnaise, atau saus teriyaki, chilli mayonnaise," ujarnya.
"Itu semuanya sah saja, asalkan untuk sushi tradisional yang memakai bahan mentah sebaiknya coba pakai wasabi (horseradish) saat makannya. Wasabi itu sebagai anti bakteri juga selain penambah nikmatnya sushi dan sashimi," tutup chef Uki.
(adr/odi)