Bubur ayam Bali berbeda dengan yang banyak ditemui di Jawa. Namanya bubuh Bali yang salah satunya berasal dari Desa Geluntung, Tabanan. Begini keistimewaan racikannya.
Di Bali, hidangan bubur kerap disebut bubuh. Sama seperti di Jakarta dan kota Jawa lainnya, bubuh Bali umumnya dikonsumsi saat sarapan.
Hidangan ini banyak ditemui di pasar atau dijual tak jauh dari lokasi tempat tinggal sang penjual. Misalnya di depan rumah dengan hanya modal meja kecil.
Kalau mau cicip racikan bubuh Bali istimewa, coba mampir ke Desa Geluntung, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Di sini ada penjual bubuh Bali yang terkenal.
Baca Juga: Mengenal Bubur Mengguh khas Bali yang Mirip Bubur Ayam
![]() |
Saking terkenalnya, orang-orang yang bekerja di luar desa kerap menjadikan bubur ini sebagai bekal saat pulang kampung. Sebutan populernya, Bubuh Geluntung.
"Tidak tahu mengapa jadi disebut Bubuh Geluntung. Mungkin karena lokasi dijualnya di Geluntung," ujar Ketut Sri Inten (32), salah seorang penjual Bubuh Bali khas Geluntung, Minggu (21/8/2022).
Sri Inten yang sudah berjualan sejak 2019 ini menyebutkan, di akhir pekan ada saja warga yang mencari bubur meski di rumahnya sudah makan.
"Kadang yang bekerja di Denpasar, pas pulang kampung, baliknya dia beli beberapa bungkus untuk keluarganya. Tadi ada teman yang balik ke Denpasar pesan lima bungkus," sebut Sri Inten.
Ia menjelaskan, penyajian dan rasa bubur yang dijualnya tidak beda dengan bubuh Bali pada umumnya. Kalaupun ada, perbedaannya hanya pada lauknya.
Baca Juga: Bubur Kajanan, Menu Buka Puasa Enak Khas Masjid Agung Jamik di Bali
![]() |
Kalau pada umumnya, bubuh Bali ditemani dengan kremesan yang terbuat dari campuran telur dan kanji yang digoreng, pada bubur Bali khas Desa Geluntung diganti dengan telur rebus.
"Tambahannya ceker. Kalau tidak pakai ceker satu porsinya Rp 5.000. Tapi kalau pakai ceker, satu porsinya Rp 7.000," jelasnya.
Campuran selebihnya antara lain serundeng dan sayur urap. Terkadang Sri Inten menggunakan sayur urap dari nangka atau tauge.
Selanjutnya, bubur yang sudah dicampur dengan serundeng maupun sayur urap itu akan disiram dengan kuah. Dari kuah inilah rasa pedasnya terasa. Sri Inten mengolah kuah tersebut bersama rebusan ceker.
Tidak sulit untuk menemukan warung Bubuh Geluntung milik Sri Inten. Lokasinya ada di pinggir jalan utama desa. Jaraknya sekitar seratus meter setelah SD Negeri 1 Geluntung.
Warungnya ada di sisi kanan jalan. Setiap harinya, ia buka warung dari pukul 11.00 Wita sampai sekitar pukul 17.00 Wita. "Rata-rata sehari saya siapkan dua kilogram bubur. Kalau lagi ramai, jam dua siang itu sudah habis," pungkasnya.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
Baca Juga: Cicipi Bubuh Bali Khas Desa Geluntung, Rasanya Endul Bikin Nagih!
Simak Video "Menikmati Bubuh Bali Khas Desa Geluntung"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)