Penduduk muslim di Bali memang minoritas, namun mereka punya serangkaian agenda selama ramadan. Di Masjid Agung Jamik, Singaraja, misalnya ada pembuatan menu buka puasa legendaris, bubur kajanan.
Bubur kajanan dibuat sore hari menjelang azan magrib berkumandang, sekitar pukul 17.30 waktu setempat. Pembuatnya adalah kelompok pemuda yang tergabung dalam takmir Masjid Agung Jamik Singaraja.
Bubur ini merupakan menu khas Masjid Agung Jamik yang muncul saat ramadan saja. Keunikan bubur kajanan terdapat pada penggunaan bumbu Bali (basa genep) dan bumbu khas Arab. Dahulu bubur ini juga dikenal dengan nama bubur Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun belakangan, menu buka puasa ini jamak disebut bubur kajanan. Hal ini menyesuaikan dengan lokasi Masjid Agung Jamik Singaraja, yakni di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali.
"Yang buat orang Kajanan, akhirnya jadi bubur khas Kajanan. Adanya setahun sekali setiap ramadan," ujar salah satu pengurus Takmir Masjid Agung Jamik Singaraja, Nur Muhamar kepada detikbali (14/4/2022).
Setiap tahun, kata Amar yang merupakan sapaan akrab Nur Muhamar, masjid ini memang menyediakan menu buka puasa bagi masyarakat sekitar Buleleng. Bubur ini juga dipersilakan untuk mereka warga nonmuslim.
Baca Juga: Sederhana! Melody Laksani Hampir Selalu Buka Puasa Pakai Bubur Sumsum
Setiap hari, pengurus Takmir Masjid Agung Jamik Singaraja menyiapkan sekitar 10 kg bubur kajanan untuk masyarakat yang berbuka puasa. Jumlahnya sekitar 300 porsi bubur.
"Dari kalangan Singaraja semua, dari kampung-kampung yang lain juga, untuk umum sih sebenarnya untuk saudara-saudara non-muslim juga bisa mencicipi, tapi khususnya untuk yang buka puasa" kata Amar.
Amar menceritakan, asal usul bubur kajanan ini dulunya terinspirasi dari masyarakat Arab yang tinggal di Kampung Kajanan. Produksinya sempat vakum beberapa tahun, namun kembali dibuat tahun 2020 saat bulan ramadan. Akhirnya kebiasaan itu diteruskan sampai saat ini.
Selain menu bubur kajanan, pihak Takmir Masjid Agung Jamik juga menyediakan es buah yang dinamakan 'Es Cinta' oleh mereka.
"Awalnya itu terinspirasi dari orang Arab yang tinggal di Kampung Kajanan, membuat bubur khas kajanan jadi kita cuma melanjutkan saja yang dari dulu" tukas Amar.
Baca Juga: Asal Usul 'Bubur Arab' Kajanan Khas Masjid Agung Jamik Singaraja
(adr/adr)