Kegigihan merupakan modal yang sangat penting dalam merintis usaha. Hal itu sesuai dengan kisah Dendi Raya yang banting tulang dalam usaha kulinernya.
Dedi mengawali mengawali bisnisnya dari usaha nasi bakar. Kurang beruntung di nasi goreng, ia mencari peruntungan dalam menjual nasi goreng hingga akhirnya sekarang beralih menjadi penjual ayam geprek.
"Awalnya jualan nasi bakar sampai bisa buka 4 cabang, namun akhirnya harus selesai karena satu dan lain hal, lalu coba jualan nasi goreng hanya bertahan 2 tahun sampai berhenti akibat gelombang Corona. Dan mulai lagi merintis ayam geprek dan alhamdulillah bisa bertahan selama 2 tahun sampai sekarang," ujar Dendi kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dendi menjual ayam gepreknya mulai dari Rp 11 ribu dan memberikan promo pada momen-momen tertentu. Menariknya, dari penjualan ayam geprek tersebut, ia bisa menjual kurang lebih 3.000 potong setiap bulan dengan omzet mencapai Rp 6 juta setiap bulannya.
Selama pandemi Dendi terus sabar dan berusaha yang terbaik dalam merintis usahanya usahanya. Pandemi membuat dirinya harus jatuh bangun membangun usaha dan menyiasati hasil yang tidak maksimal.
Untuk mengatasi terhambatnya penjualan akibat pandemi, Dendi memaksimalkan strategi penjualan online untuk melengkpai free delivery order-nya. Dendi juga menjadi peserta program 'Kembangakan Bisnis Kulinermu' yang diadakan oleh detikcom bersama Kraft Heinz Food Service.
"Saya lebih ingin ke produk saya sih, biar lebih dikenal masyarakat dan mudah-mudahan bisa berkembang lebih baik," ucap Dendi saat ditanya strategi penjualannya.
"Programnya lumayan membantu dalam wawasan pengembangan kuliner," jelasnya.
Lewat program tersebut diharapkan ilmu yang didapatkan bisa diaplikasikan ke bisnis ayam geprek miliknya dan tentunya yang paling utama bisa membantu meningkatkan bisnis kulinernya kepada konsumen luas.
(ads/ads)