Segernya Bisnis Bubble Tea Kekinian, Omzetnya Tembus Rp 2 Miliar/Bulan

Segernya Bisnis Bubble Tea Kekinian, Omzetnya Tembus Rp 2 Miliar/Bulan

Nada Zeitalini Arani - detikFood
Senin, 14 Feb 2022 14:04 WIB
Instagram/ @suweger.indonesia
Foto: Foto: Instagram/@suweger.indonesia
Jakarta -

Minuman varian rasa kekinian seperti bubble tea kini menjadi favorit banyak orang. Selain menyegarkan, beragam rasa unik yang ditawarkan oleh penjual minuman ini mampu memikat banyak konsumen untuk membelinya.

Tak heran outlet penjual minuman kekinian ini menjamur, mulai dari konsep franchise hingga bisnis rintisan milik sendiri. Salah satunya adalah Suweger Indonesia yang hadir di Surabaya dan Sidoarjo milik Muhammad Ghiyats Humam.

Ghiyats mendirikan bisnis ini pada Agustus 2019 lalu bersama kedua rekannya yang sama-sama mahasiswa. Di akhir-akhir perkuliahan mereka memberanikan untuk membangun brand lokal yang menjual minuman kekinian di kalangan milenial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami memiliki sebuah rencana besar, yaitu membangun brand lokal bernama Suweger yang memanfaatkan minuman yang sedang ngetren di kalangan anak muda, yaitu bubble tea sebagai ide bisnis kami. Kata Suweger diadaptasi dari dialek Jawa Timuran menekankan identitas lokal kebanggaannya, sembari menghadirkan pilihan bubble tea dengan beragam pilihan rasa," ujarnya kepada detikcom.

"Dengan modal yang terbatas dan pengalaman pertama dalam usaha dibidang F&B merupakan tantangan di awal bisnis ini berdiri. Dengan terus berinovasi dan berupaya meningkatkan kualitas hingga saat ini Oktober 2021, Suweger bertumbuh dan telah memiliki 19 gerai yang beroperasi di Surabaya dan Sidoarjo," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Siapa sangka bisnis yang dirintis sejak kuliah hingga punya 19 gerai ini bisa menjual 150.000 hingga 180.000 produknya. Omzet yang diraih pun tidak tanggung-tanggung yaitu hingga Rp 2 miliar per bulan.

Nah, jika penasaran dengan Suweger Indonesia, kamu bisa melihat langsung di akun Instagramnya yaitu @suweger.indonesia yang punya banyak promo-promo menarik. Media sosial juga menjadi marketing Ghiyats dan rekannya selama pandemi. Sebab pandemi COVID-19 memberikan penurunan omzet hingga 20%.

"Strategi yang dilakukan oleh team Suweger adalah menargetkan ulang konsumen, sehingga tak terlalu bergantung dengan target awal mahasiswa. Melakukan pemasaran online dengan sosial media dan mengikuti program promosi online food aggregator (Grab, Gojek)," ucapnya.

Untuk memberi inovasi pada bisnisnya, Ghiyats dan rekan-rekannya juga memberanikan melakukan perubahan konsep outlet yang sebelumnya close-bar (hanya takeaway) menjadi open-bar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman baru pada pelanggan.

Meski sudah memiliki bisnis yang cukup besar, Suweger Indonesia masih ikut dalam suatu kegiatan program yaitu 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' yang diadakan oleh detikcom bersama dengan Kraft Heinz Food Service. Menurut Ghiyats, program tersebut sangat menarik dan membantunya.

"Program Kembangkan Bisnis Kulinermu sangat menarik dan dapat membantu bisnis yang baru bertumbuh agar dapat meningkatkan visibilitas dan berpeluang dapat berkolaborasi membuat inovasi produk," jelasnya.

Lewat program itu diharapkan visibilitas Suweger Indonesia di dunia digital bisa meningkat. Serta bisa mendapatkan peluang kolaborasi bersama Kraft Heinz dengan inovasi produk.

(akd/ega)

Hide Ads