Untuk pertama kalinya cokelat dari Kampung Merasa, Kaltim diperkenalkan secara resmi. Cokalet ini diproduksi dengan dukungan banyak pihak yang mencintai alam.
Cokelat dari berbagai daerah di Indonesia kini mulai digemari. Adalah Pipiltin Cocoa yang menjadi inisiator produksi cokelat lokal. Sejak tahun 2013 Pipiltin Cocoa telah mengembangkan cokelat Bali, Flores, Jawa Timur hingga Papua. Masing-masing biji cokelat dari Indonesia itu memiliki karakter istimewa.
Dalam sebuah acara 'The Playground of Kampung Merasa' di Alun-alun Indonesia Kamis (20/1) Pipiltin Cocoa secara resmi memperkenalkan cokelat Kampung Merasa organik. Dihadiri olah banyak pihak yang bekerjasama memproduksi cokelat ini. Seperti petani kakao Kampung Merasa, Pemkab Berau dan Yayasan Kalimajari, YKAN (Yayasan Konservasi Alam Nusantara) dan Sebumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkenalan cokelat Kalimantan Timur Single Origin Organik dari Kampung Merasa, kabupaten Berau ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Pipiltin Cocoa yang konsisten mengembangkan cokelat asli Indonesia punya alasan khusus.
"Penting bagi Pipiltin Cocoa untuk bercita-cita menjadi pembeli terbaik dari penghasil kakao berkualitas," ujar Irvan Helmi, salah satu pendiri Pipiltin Cocoa. Karena itu Pipiltin membimbing petani cocoa Kampung Merasa untuk menjual produk cokelat fermentasi yang berharga jual tinggi.
Soal kualitas tak perlu diragukan. Karena cokelat single origin Kampung Merasa 74% telah berhasil masuk 5 besar Cacao Excellent Award di Paris Salon du Chocolat di Prancis. Namun, untuk menjaga kualitas ini diperlukan dukungan berbagai pihak terutama di wilayah asal cokelat.
Tissa Aunilla, sebagai pendiri Pipiltin Cocoa menegaskan kesinambungan harus tetap terjaga antara hulu ke hilir. 'Inilah inti dari perjalanan Pipiltin Cocoa: rasa khas di tiap daerah, kualitas tinggi, keberlanjutan dan inklusif,' ungkapnya.
Hingga saat ini petani kakao Kampung masih mempertahankan proses budidaya organik, memakai peralatan alami untuk mengolah biji kokoa tanpa pestisida sama sekali. Hal tersebut semata-mata untuk mempertahankan kelestarian lingkungan sekaligus memberi nilai tambah pada produk kokoa Kampung Merasa.
Tanaman cokelat Kampung Merasa dibudisayakan di sepanjang sungai Kelay yang dikelilingi oleh hutan. Suku Dayak Kenyah yang ada di Kampung Merasa menjadi petani kokoa. Karena itulah YKAN dan Pemkab Berau terlibat dalam pembinaan petani kokoa di sana.
Seperti apa keunikan rasa cokelat organik Kampung Merasa 74% ini? Cokelat ini dibuat dari biji cokelat yang difermentasi olah petani kokoa Kampung Merasa. Memiliki rasa dominan legit madu dengan jejak fruit citrus atau jeruk. Rasa kecut khas citrus terjejak kuat di mulut meskipun dengan rasa 'bersih' setelahnya. Sebuah citarasa yang unik dari bumi Kalimantan yang patut dicicipi.
Chocolate bar Kampung Merasa 74% ini juga dikemas dengan warna-warna cokelat, oranye, kuning, biru khas Kalimantan. Dibuat khusus oleh designer asal Berlin, Cachete Jack berkolaborasi dengan Pipiltin Cocoa. Gambar burung Enggang menjadi ikon kemasan cokelat asal Kalimantan Timur ini.
Cokelat ini juga bisa diolah menjadi beragam dessert, cake, truffle dan minuman cokelat. Kalau ingin merasakan sensasi unik, legit, asam segar cokelat Kampung Merasa kamu bisa mendapatkan di marketplace atau WA Business Pipiltin Cocoa dengan harga Rp 56.000 untuk chocolate bar 80 gram.
(odi/odi)