Santri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis Kulinernya

Santri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis Kulinernya

Diah Afrilian - detikFood
Selasa, 30 Nov 2021 17:00 WIB
Santri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis Kulinernya
Foto: dok. Bogasari Group
Jakarta -

Usaha kecil yang dijalankan masyarakat butuh pendampingan. Melalui pengembangan UMKM dan penerapan program Santri Foodpreneur diharapkan bisnis kecil masyarakat dapat berkembang lebih baik.

Bisnis skala kecil membutuhkan pendampingan dan berbagai macam bantuan. Bantuan itu bisa dalam bentuk materiil maupun moral yang memungkinkan pelaku bisnis kecil mengembangkan usahanya secara bertahap.

Salah satu caranya adalah kerja sama dengan usaha sejenis yang lebih dulu ada dan berskala besar. Melalui perjanjian kemitraan, banyak sekali pelaku usaha kecil yang berharap mendapatkan bantuan untuk mengembangkan usaha agar terus berkembang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adanya kewajiban untuk menjalankan tanggung jawab sosial atau dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi jalan tengah bagi perusahaan yang lebih besar dengan para pelaku bisnis kecil. Cara yang bisa dilakukan untuk menunaikan tanggung jawab ini juga sangat bermacam-macam.

Baca juga: Penjual Pancake Cantik Tak Pakai Bra, Polisi Ingatkan Agar Berpakaian Sopan

ADVERTISEMENT
Santri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis KulinernyaSantri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis Kulinernya Foto: dok. Bogasari Group

"Kita coba dengan mulai menyasar para pelajar dan mahasiswa. Salah satunya melalui program Santri Foodpreneur yang sudah mulai diterapkan pada pesantren-pesantren untuk membantu kreativitas para santri," kata Franciscus Welirang selaku Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Kepala Grup Bogasari.

Menurut Franky, sapaan Franciscus, generasi muda menjadi komponen yang tidak boleh terlupakan pada program pengembangan bisnis dan usaha kuliner. Siswa, mahasiswa dan para santri juga dikatakan menjadi tombak terdepan generasi yang nantinya akan meneruskan kreativitas kuliner melalui ide-ide bisnis yang baru dan lebih segar.

Seperti yang telah banyak diketahui, Indonesia memiliki kesempatan emas karena bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030. Jika generasi muda tidak didampingi, diberi pelatihan, dan dibudayakan kemampuannya, bonus demografi yang seharusnya menjadi titik awal kejayaan kaum muda akan terlewatkan begitu saja.

Bertepatan dengan perayaan ulang tahun Grup Bogasari yang ke-50 tahun, Bogasari berharap bisa membantu memberikan peluang yang lebih besar bagi para santri di pesantren-pesantren yang tersebar di Indonesia. Melalui program Santri Foodpreneur, para santri dan santriwati dibantu untuk mengembangkan kemampuannya dan memulai langkah awal untuk menjadi seorang pebisnis kuliner muda.

Baca juga: Usil! Majikan Ini 'Prank' ART dengan Berikan Kerupuk Kulit Babi

Santri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis KulinernyaSantri Foodpreneur Beri Kesempatan Para Santri Kembangkan Bisnis Kulinernya Foto: dok. Bogasari Group

Salah satu pondok pesantren memiliki perkembangan foodpreneur yang cukup baik adalah Pondok Pesantren Al Amin di Sumenep, Jawa Timur. Santri dan santriwati di Ponpes Al Amin dikabarkan mampu memproduksi hingga 1.1 ton tepung terigu per bulannya untuk diolah menjadi berbagai hidangan yang kemudian dipasarkan sebagai salah satu bentuk pengembangan kemampuan bisnis bagi santri dan santriwati.

Selain itu ada juga beberapa pondok pesantren lainnya yang mampu memproduksi hingga ratusan kilogram tepung terigu untuk diolah menjadi produk yang dipasarkan. Pengelolaan Santri Foodpreneur ini bahkan langsung dijalankan oleh para santri dan santriwati di bawah pengawasan pengelola Pondok Pesantren.

Hal-hal yang seperti ini diharapkan bahwa santri tidak akan kalah bersaing dengan para pelajar lainnya. Membuka kesempatan bagi santri dan santriwati untuk tetap belajar memulai usaha kuliner sehingga setelah lulus dari pondok pesantren ini mereka diharapkan bisa menjadi sosok yang mandiri.

Tidak hanya para santri dan santriwati di Pondok Pesantren, siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan juga difasilitasi dengan program magang secara virtual yang membantu siswa dan siswi untuk menyiapkan dirinya sebagai pebisnis kuliner. Pendidikan dan pelatihan berupa kiat-kiat memulai bisnis kuliner untuk anak muda diberikan secara berkala.

Melalui program-program pengembangan dan pelatihan yang diberikan, Grup Bogasari yang telah hadir sejak 29 November 1971 berharap dapat memberi kontribusi besar dalam pengembangan pebisnis kuliner muda di Indonesia. Bogasari juga percaya bahwa olahan tepung terigu yang mudah dikreasikan akan menjadi pintu pembuka jalan bagi para youngpreneur untuk berinovasi dan membawa kuliner Indonesia lebih tinggi dan menjangkau kancah Internasional.

Baca juga: Terharu Ditraktir Air Putih oleh Pelayan Kafe, Pria Ini Beri Tip Rp 340 Ribu




(dfl/adr)

Hide Ads