Imbas dari pandemi membuat banyak orang harus memutar otak untuk mendapat penghasilan. Hal ini juga yang dilakukan Depi Ardiyani, mantan pekerja kantor yang beralih profesi menjadi wirausaha di tengah kondisi pandemi.
Depi yang kini memiliki usaha makanan olahan ikan bernama Toko Tjik Ing ini mengungkapkan, sejak resign dari tempat bekerja pada Juli 2020 lalu ia tak kunjung menemukan pekerjaan lain yang cocok sehingga mulai berpikir untuk menggeluti impian sejak kecil yakni memiliki usaha makanan olahan rumahan yang dapat dinikmati banyak orang.
"Saat kecil dahulu setiap weekend ibu kami selalu membuat cemilan untuk anak-anak nya, entah itu kue bolu atau makanan lain seperti pempek. Sampailah terlintas di benak saya membuat pempek yang di mana makanan tersebut makanan favorit saya dan kakak-kakak saya," ungkap Depi kepada detikcom baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau begitu, impiannya tak lantas dengan mudah terwujud begitu saja. Sebab, ia mengaku tak pernah membuat pempek sebelumnya bahkan tidak mengetahui bahan dan proses apa saja yang dibutuhkan. Oleh karena itu, Depi pun mencoba belajar lewat media YouTube dan mempraktikannya hingga melewati serangkaian trial and error yang tidak semudah bayangan.
Ia menyebutkan, dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kelembutan dalam pengolahan ikan demi menjadi formula resep pempek yang sesuai untuk usahanya. Bahkan, ia mengatakan pernah gagal membuat adonan pempek setelah menghabiskan 3kg tepung dan 3kg ikan tenggiri dengan percuma. Setelah momen gagal tersebut, Depi mengaku kembali bangkit dan memberanikan diri untuk berusaha membuat pempek yang bagus sesuai harapan.
"Saya pun pergi ke rumah ibu saya untuk belajar buat pempek dari beliau. Akhirnya saya berhasil membuat pempek yang sesuai dengan saya inginkan, saya mencoba membagikannya kepada keluarga, tetangga, dan beberapa sahabat saya," jelasnya.
Tanpa disangka, tutur Depi, banyak kerabat menikmati pempek buatannya hingga ia kembali percaya diri untuk menjual pempek buatannya dengan sistem titip jual. Depi menyebutkan mulanya pempek itu dijual di pedagang camilan kue dekat rumah setiap pagi.
"Ternyata lumayan banyak tetangga yang minta dibuatkan dengan porsi yang jauh lebih banyak dari yang dijualkan dan repeat order," tutur Depi.
"Akhirnya saya bertekad untuk berbisnis di dunia makanan walaupun hanya bermodalkan nekat dan pengetahuan yang minim, saya mengubah karier saya yang sebelumnya. Saya sadar sudah saatnya saya bekerja untuk produk saya sendiri dan menciptakan impian saya menjadi kenyataan," imbuhnya.
Bermula dari kisah jatuh bangun ini, Depi pun meneguhkan diri untuk mengubah karier sebagai seorang wirausaha. Kini, ia menjual berbagai produk olahan ikan, seperti pempek beraneka bentuk dan rasa (kapal selam, adaan, dan lain sebagainya), otak-otak, juga odeng/eomuk.
Olahan ikan buatannya juga tak lagi hanya dititipkan di warung dekat rumah. Sebab, Depi telah melakukan ekspansi usaha secara online dengan mempromosikan lewat media sosial Instagram dan menjualnya melalui e-commerce Shopee dan Tokopedia. Depi pun mengaku telah memikirkan packing yang aman dan awet untuk produk yang dipasarkannya secara online.
"Tenang aja guys pempek dari Toko Tjik Ing ini dijamin gak cepat basi kok soalnya kita packingnya menggunakan plastik vacuum yang di mana tidak terkena udara luar," dikutip dari lama Instagram Toko Tjik Ing.
Meski memulai dengan modal nekat, Depi kini terus berupaya mengembangkan usaha olahan ikan miliknya dengan menambah wawasan. Ia pun tengah berupaya mengurus legalitas usahanya agar lebih dapat menjamin kualitas serta keamanan produk dan mendapatkan lebih banyak lagi kepercayaan dari konsumen.
Tak hanya itu, Depi juga mengikuti program pengembangan bisnis kuliner 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari detikcom bersama Kraft Heinz Food Service untuk menambah wawasannya di bidang kuliner.
Melalui program ini ia pun berharap dirinya serta semua pelaku usaha UMKM lain yang sedang berjuang di tengah pandemi bisa lebih semangat, percaya diri, dan yakin bahwa UMKM bisa membantu menstabilkan ekonomi dan menuju Indonesia yang jauh lebih baik lagi.
(akn/ega)