Diberhentikan oleh kantor memang hal yang sangat menyedihkan. Namun, jangan sampai berlarut dalam kesedihan karena itu bukanlah akhir segalanya.
Sebaliknya, justru kamu harus segera bangkit dari keterpurukan. Bisa dengan mencari pekerjaan baru atau membuka usaha sendiri, seperti yang dilakukan Bu Ameni. Kadek Dedy Andriyanto, anak dari Bu Ameni mengatakan ibunya menjadi korban PHK pada tahun 2014. Kala itu, sang ibunda memutuskan untuk memulai bisnis kuliner.
"Bu Ameni adalah nama dari ibu kandung saya, di Tahun 2014 Bu Ameni mengalami PHK dari pabrik, karena tidak memiliki pekerjaan ibu mulai membuat pastel kering isi abon sapi dan hanya membuat berdasarkan orderan saja," katanya kepada tim detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tepatnya tahun 2018 saat saya memutuskan resign dari pekerjaan dan fokus ke bisnis ini mulailah Bu Ameni dikenal dan berkembang," lanjutnya.
Adapun menu utama yang dijualnya yaitu pastel kering. Berbeda dengan pastel basah, pastel jenis yang kering tidak memiliki isian sayur ataupun ayam. Melainkan di dalamnya berisi abon sapi. Pastel ini menjadi salah satu camilan favorit masyarakat karena rasanya yang enak dan lezat. Sehingga pas dijadikan teman ngemil bareng kopi maupun teh.
Selain itu, ada juga menu pastel cenik dengan varian rasa keju dan cokelat. Ini merupakan salah satu produk baru 'Bu Ameni', yaitu berupa pastel beku yang siap untuk digoreng. Isian keju dan cokelat di dalamnya lumer di mulut!
Tidak hanya untuk camilan sendiri, pastel 'Bu Ameni' juga bisa dijadikan hampers untuk diberikan kepada orang tersayang. Buat kamu arek-arek Suroboyo, bisa langsung serbu akun Instagram @pastelkeringbuameni untuk pemesanannya.
Lebih lanjut, Kadek menjelaskan setiap bulan setidaknya ada 200 kg pastel kering terjual. Jumlah tersebut bisa melonjak hingga 2 kali lipat saat lebaran tiba. Dari penjualan pastel kering, Kadek mengatakan bisa meraup omzet hingga Rp 10 juta.
"Pastel kering biasanya 200 kg per bulan. Tapi kalau mendekati lebaran bisa mencapai 500 kg (per bulan)," tuturnya.
Kendati demikian, Kadek menyebut pandemi COVID-19 membuat penjualan offline nya harus terhenti. Hal ini mengingat pembatasan aktivitas masyarakat. Untuk menyiasatinya, dia pun memanfaatkan platform online seperti marketplace untuk berjualan.
"Walaupun penjualan offline menurun, penjualan online meningkat karena saya memberikan layanan gratis ongkir serta saya berkolaborasi dengan marketplace untuk mengikuti promo flash sale terus menerus," terangnya.
Di samping itu, dia juga berusaha untuk menciptakan inovasi menu lain yang bisa dijadikan pilihan oleh-oleh khas Surabaya. Kadek juga mengikuti program 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari detikcom dan Kraft Heinz Food Service.
"Banyak ilmu yang didapat dan termotivasi untuk bangkit dari pandemi ini. Semoga Brand Bu Ameni semakin dikenal sejalan dengan itu omzet usaha bisa meningkat pula, sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan buat Ibu-ibu disekitar tempat produksi," pungkasnya.
(prf/ega)