Hilangkan Dahaga dengan Seruput Coffee Cocktail yang Dingin Harum Ini

Wisma Putra - detikFood
Minggu, 24 Okt 2021 14:33 WIB
Foto: detikFood/Wisma Putra
Jakarta -

Minuman kopi yang satu ini dingin dan segar, cocok diminum saat udara panas. Diracik seperti minuman cocktail, sensasi ngopi jadi makin menyegarkan.

Racikan kopi kekinian tidak melulu kopi susu dengan paduan sirup gula aren. Ada racikan Coffee Cocktail yang jadi salah satu menu kopi yang disajikan di Rich Bean Coffee Shop Kota Bandung.

Menu Coffee Cocktail ini segar di mulut saat diminum karena dicampur dengan air lemon dan sirup stawberry. Meskipun menyandang nama cocktail tetapi minuman ini non alkohol.

Untuk menambah kesegaran minuman kopi satu ini, selain dicampurkan dalam minuam kopi, irisan lemon juga ditaruh dalam gelas kecil yang berisi air kopi dan es batu. Tampilan coffee cocktail ini juga tak disajikan di gelas cocktail tetapi dalam karaf yang bisa dinikmati berdua atau bertiga.
"Itu kopi, syrup stawberry dan lemon. Ini termasuk menu signature, harganya Rp 29 ribu, bisa dicicip 4-5 orang," Manager Rich Bean Coffee Shop Arif Rachman, Minggu (24/10/2021).

Arif menyebut, menu ini dibuat agar koleksi menu kopi di coffee shop ini bervariatif.

"Awalnya kita bikin khusus kopi, kesini kita coba pakai campuran buah-buahan, akhirnya keluar menu ini supaya ada rasa kopi dan buah tersebut. Supaya lebih segar," tambahnya.

Coffee Cocktail yang Dingin Harum Ditawarkan Salah Satu Kafe Bandung Foto: detikFood/Wisma Putra

Lain dengan kafe pada umumnya, di coffee shop ini kamu juga bisa memesan biji kopi yang di-roasting dengan tingkat kematangan yang berbeda.

"Itu cara roastingnya saja, ada light roast, medium roast dan drak roast, yang light roast buat manual kaya V60, javanese kaya gitu, medium juga manualan, tapi bisa buat espresso juga dan drak itu buat espresso, vietnam drip yang kaya gitu," ungkapnya.

Arif juga menjelaskan perbedaan antara tingkat kematangan kopi yang di-roasting. Pembeli bisa memesan sesuai selera.

Coffee Cocktail yang Dingin Harum Ditawarkan Salah Satu Kafe Bandung Foto: detikFood/Wisma Putra

"Light cenderung asem, kalau dari segi pemasakan itu yang setengah matang, matang dan matang banget, kalau light itu yang setengah matang, sangat diperhatikan proses roastingnya, diperhatikan buat nilai kualitas kita, jadi enggak ngasal," tambahnya.

Kafe ini didirikan Desember tahun 2020 saat pandemi COVID-19 melanda dan cukup menarik perhatian pencinta kopi di Bandung.

CMO Rich Bean Coffee Shop, Toat Sukmana menyebut, sebelumnya perusahaannya tidak berniat untuk membuka kafe melainkan menjual kopi ke luar, namun karena pandemi pihaknya tidak bisa mengekspor kopi yang diproduksinya.

"Dari tahun kemarin kita berdiri, tahun 2020 di Bulan Desember. Kafe ini berdiri berkah dari pandemi COVID-19, jadi enggak ada rencana bikin kafe. Justru pada tahun itu kita bikin PT, nah konsepnya kita ekspor impor bahan baku kopi, awalnya itu yang mau kita bangun," jelasnya.

Coffee Cocktail yang Dingin Harum Ditawarkan Salah Satu Kafe Bandung Foto: detikFood/Wisma Putra

Akhirnya, pihaknya membuat kopi kemasan seberat 250 gram yang dijual Rp 80 ribu secara online.

"Kita stok banyak dulu, sambil cari pasar, pokoknya bangun dari nol, pas terkabul stok di Tahun 2020, pandemi tuh, semua bisnis otomatis sepi ya, akhirnya mau diapain nih stok banyak, akhirnya buat produk dan lahirlah kopi kemasan ini," tuturnya.

Tak hanya bisnis, pihaknya juga ingin mengenalkan nama Java Preanger kepada warga Jawa Barat dan kopi asli Jawa Barat ini bisa bersaing dengan kopi lainnya yang ada di wilayah Indonesia.

"Konsep awal kita ingin balikan kembali nama Java Preanger ya, itu kan sudah terkenal, malah warga Jawa Barat sendiri tidak tahu itu, tahunya malah Gayo, Kintamani gitu ya. Sedangkan kita punya kopi bagus dan karakter sendiri, Bandung Selatan dengan ketinggian segini, sangat cocok," tambahnya.

Coffee Cocktail yang Dingin Harum Ditawarkan Salah Satu Kafe Bandung Foto: detikFood/Wisma Putra

Sejak awal produksi kopi, pihaknya belum pernah melakukan penjualan kopi ke luar negeri, karena terkendala pandemi COVID-19.

"Belum, malahan kita sudah cocok dengan bisnis ini. Kopi dari Ciwidey, Bandung Selatan, namanya Arabika Java Preanger karena tumbuh di Jawa Barat," tuturnya.

Sebelumnya, ada sekitar 20 ton kopi yang disiapkan untuk dijual ke luar negeri. Karena pandemi, akhirnya dijual di dalam negeri dengan bentuk kemasan. Selain itu, untuk meningkatkan eksistensi mereka juga buka dua cabang kafe di Jalan Karawitan Kota Bandung dan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

"20 ton, masuk ke kafe setengahnya 10 ton dalam satu tahun, produknya dalam bentuk kemasan dan dijual, kita juga pasang iklan di media sosial. Kita mikir, buat eksistensi kita harus ngapain nih, akhirnya kita buat kafe. Tapi di luaran kafe malah lebih kelihatan, kita balik branding di kafe," pungkasnya.



Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"

(yms/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork