Telur asin merupakan salah satu kuliner Indonesia yang punya rasa asin dan gurih. Tapi, apa rasanya ketika sebuah telur asin punya rasa pedas dan level kepedasannya bisa diatur sesukamu.
Telur asin merupakan istilah umum untuk telur yang diawetkan dengan cara diasinkan yaitu diberikan garam berlebih. Kebanyakan telur itik menjadi telur yang sering diasinkan. Telur asin juga enak disajikan dengan berbagai macam makanan seperti pecel hingga rawon.
Nah, tapi apa rasanya ketika telur asin dikombinasikan dengan rasa pedas yang maknyus. Inovasi itulah yang ditemukan oleh Siti Sarah Nurul Utami lewat usahanya Tertindas yang merupakan akronim dari Terobosan Telur Asin Pedas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usahanya telur asin yang dibuatnya memang berbeda, karena pelanggan bisa merasakan sensasi telur asin dengan rasa pedas. Siti Sarah menuturkan Tertindas adalah produk inovasi olahan hasil peternakan itik melimpah di Garut.
"Tertindas adalah produk inovasi olahan hasil peternakan itik yang dikombinasikan dengan rempah-rempah asli nusantara bercita rasa pedas dengan level kepedasan 1, 3 dan 5," ujarnya kepada detikcom.
Usahanya tersebut dimulai sejak akhir 2014 yang kala itu ia bersama teman kuliahnya mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa - Kewirausahaan (PKM-K) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek).
Ia juga melihat akan potensi telur itik yang melimpah di daerah Garut. Apalagi, segmentasi pasar banyak yang suka dengan kuliner bercita rasa pedas. Lewat produknya, ia juga ingin menyadarkan masyarakat tentang pentingnya asupan protein hewani.
"Dengan hadirnya produk TERTINDAS (Terobosan Telur Asin Pedas) harapan kedepan sesuai dengan visi-misi kami, ingin menjadikan produk olahan hasil peternakan ini menjadi salah satu khas Jawa Barat khususnya di Garut," imbuhnya.
"Di samping itu juga menyadarkan masyarakat tentang pentingnya asupan protein hewani untuk bisa dinikmati oleh berbagai kalangan," sambungnya.
![]() |
Di masa pandemi kali ini, Siti Sarah mengatakan usahanya menerapkan strategi yang menuntut mereka harus lebih kreatif. Ini terlihat dari cara penjualan mereka yang sebelum pandemi lebih fokus ke event hingga berjualan di Car Free Day berpindah ke penjualan secara online.
"Strategi yang diterapkan selama pandemi, kita dituntut harus lebih kreatif untuk penjualan via online. sekitar 70% penjualan online lebih banyak dibanding dengan penjualan offline. Tidak bisa terdiam dalam suatu keadaan, tetapi harus memutar otak mencari solusi dengan masalah yang dihadapi," katanya.
Tak hanya menawarkan sensasi telur asin pedas, Tertindas juga menyediakan 3 varian rasa yang bisa didapatkan, antara lain asin pedas, balado dan rendang. Saat ini, produk Tertindas bisa didapatkan di media sosialnya @telurasinpedas hingga e-commerce. Tertindas juga melakukan kerja sama dengan para reseller, toko oleh-oleh serta restoran.
Dalam mengembangkan usahanya, Siti juga tak lupa mengikuti kelas-kelas hingga program -program yang dibuat agar usahanya bisa naik kelas. Salah satunya adalah 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari detikcom bersama Kraft Heinz Food Service.
"Mengikuti Program 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' merupakan keputusan terbaik yang saya buat di dalam hidup, karna salah satu wadah yang sangat tepat bagi saya untuk mengembangkan bisnis. Alasan saya mengikuti program ini untuk mencari ilmu bisnis di bidang kuliner, serta mendapat kesempatan banyak untuk membangun relasi dengan rekan pebisnis di seluruh Indonesia," ungkap Siti Sarah.
Sebagai informasi, Siti Sarah merupakan foodpreneur peserta 'Kembangkan Bisnis Kulinermu'. Acara ini digelar oleh detikcom bersama Kraft Heinz Food Service demi mendukung usaha kuliner Tanah Air agar bisa naik kelas.
(mpr/ega)