Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan

Eko Susanto - detikFood
Senin, 11 Okt 2021 15:30 WIB
Foto: Eko Susanto
Magelang -

Di tangan Muhammad Muslih, tepung porang punya nilai jual tinggi. Ia mengolahnya jadi ragam makanan enak, mulai dari serundeng hingga 'dendeng balado' versi vegan.

Seorang warga Magelang, Muhammad Muslih (55), mengolah tepung porang menjadi rendang, dendeng serundeng, dendeng balado, hingga bakso versi vegan. Eksperimen pengolahan tepung porang menjadi ragam makanan ini dilakukan kurang lebih 5 tahun.

Muslih yang tinggal di Dusun Ngrombeh, Desa Klopo, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini merupakan seorang vegetarian. Pola hidup vegan secara sempurna telah ia jalankan kurang lebih 22 tahun.

Berawal dari itu, dia terus bereksperimen untuk membuat makanan. Kemudian tahun 2007 sewaktu tinggal di Batam, dirinya mengenal tepung konjako atau porang.

"Kenal tepungnya (porang) sudah lama kita. Dari mulai 2007, kalau nggak salah. 2007 ngertinya bukan tepung porang, tapi konjak, konjako itu kan saya orang vegan, vegetarian. Pikiran saya kalau konjak itu kayaknya tepungnya ada di Indonesia," tutur Muslih saat ditemui di rumahnya, Jumat (7/10/2021).

Dendeng' Vegan" title="Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan" class="p_img_zoomin" style="undefined" />Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan Foto: Eko Susanto


Saat itu, tahun 2007 dia masih tinggal di Batam, namun mencari tepung porang ternyata sulit. Pencarian tersebut dilanjutkan menuju Jakarta, Surabaya, Semarang maupun Jogja, namun tidak kunjung menemukan.

"Akhirnya kita punya kontak supplier teman itu, dia punya konjak impor. Impor dari Jepang, apa China. Namanya konjako kan Bahasa Jepang, lha itu dapat cuman 1 kg waktu itu harganya Rp275.000 per kilo tahun 2009," ujarnya.

Alumni Universitas Sains Al Qur'an (Unsiq) Wonosobo tersebut, terus membeli tepung porang saat itu. Kemudian untuk saat ini tepung porang sudah bisa ditemukan dari Jawa Timur. Selain itu, dia juga melakukan penanaman porang di kebunnya.

Adapun penanaman porang di lahannya dilakukan mulai tahun 2019. Awal menanam di lahan sekitar 1,5 hektar dan panen bijinya pertama mendapatkan 40 kg. Sedangkan panen umbi porang dari lahan tersebut mendapatkan sekitar 10 ton sampai 11 ton. Adapun hasil panen umbi porang dijual ke pabrik di Jawa Timur.

"Kalau proses menanam 2019. Panen (umbi porang) kita sekali panen, tapi panen biji dua kali (katak). Kalau panennya baru kurang lebih dapat 10 ton, 11 ton," ujarnya.

Dendeng' Vegan" title="Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan" class="p_img_zoomin" style="undefined" />Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan Foto: Eko Susanto

Muslih menuturkan, hasil panen umbi porang dijual ke pabrik. Kemudian, untuk membuat bahan makanan membeli tepung dari pabrik karena untuk pengolahan menjadi tepung sendiri membutuhkan modal yang besar.

Muslih lantas mengkreasikan tepung porang menjadi makanan enak versi vegan. Mulai dari rendang porang, dendeng serundeng porang, dendeng balado porang, hingga bakso porang. Hanya saja ia butuh waktu selama 5 tahun untuk menemukan formula resep yang pas.

"Eksperimen membuat makanan ini kan nggak sebentar, kita hampir 5 tahun untuk mengolah tepung porang ini jadi makanan. Jadi eksperimennya juga lama terutama untuk baksonya yang paling (lama) untuk mencampur tepung ini nggak gampang. Karena komposisinya itu berubah sedikit, sudah berubah," akunya.

Jenis makanan yang dibuat tersebut, kemudian dibungkus dalam kemasan sekitar 250 gram. Ada juga yang dikemas dalam botol siap saji. Adapun produk makanan dari tepung porang ini mengandung protein tinggi dan sudah dijual sampai luar kota. Para pembeli ini mengenalnya secara getok tular.

"Jenis ini ada rendang, ada balado, ada serundeng, sama bakso. Kalau pengolahan eksperimen sendiri. Kalau dulu kita beli (tepung porang) impor Rp275.000, sekarang paling Rp150.000-an reseller dari pabrik. Ngambil dari teman 10 kg. Kalau sekali produksi setengah kilo hampir 6 ons untuk jadi produk 75 bungkus ini," ujarnya.

"Kita jualnya belum online, rencana Lazada minta belum siap. Kita di pertanian butuh konsentrasi untuk tenaga masih baru penanganan tanah, penanaman juga," katanya.

Dendeng' Vegan" title="Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan" class="p_img_zoomin" style="undefined" />Keren! Warga Magelang Olah Tepung Porang Jadi 'Dendeng' Vegan Foto: Eko Susanto


Sekalipun belum dijual online, namun pemesan makanan dari bahan tepung porang datang dari mana-mana. Ada yang pesan 10 bungkus, bahkan sampai 50 bungkus. Mereka ini mengenal secara getok tular atau dari mulut ke mulut.

"Kita ada teman-teman hampir di kota-kota besar di Indonesia, mereka pesan ada yang 10, ada 50. Mulut ke mulut, belum online, belum saya masukkan Lazada, Facebook belum," tutur Muslih seraya menyebut untuk harga reseller per bungkus Rp20.000 dan botol Rp25.000.

Adapun saat ini untuk lahan penanaman porang sekitar 3 hektar. Kemudian, saat musim kemarau tanaman porang mati, nantinya saat musim penghujan umbinya akan tumbuh lagi.



Simak Video "Jogja Coffee Week #3, Pestanya Pencinta Kopi Nusantara"

(adr/adr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork
Female Daily
Kamis, 01 Jan 1970 07:00 WIB