Permintaan susu kambing meningkat di tengah pandemi Covid-19 karena dipercaya dapat mengatasi gejala Covid-19. Di Bantul, produsen susu kambing etawa banjir pesanan.
Berawal dari permintaan susu kambing untuk pasien COVID-19, seorang peternak kambing etawa di Pedukuhan Sangkeh RT.41, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul kebanjiran pesanan. Bahkan, saat ini peternak tersebut lebih fokus memproduksi susu kambing etawa dengan aneka varian rasa.
Pengurus Harian Kelompok Peternak Kambing Mendo Mukti, Yuni Kurniawan menjelaskan awal mulanya dia menitipkan kambing etawa untuk dipelihara di Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Namun tahun 2018 Yuni mulai fokus untuk mengembangkan susu kambing etawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Awal mula susu itu saya cuma untuk pendapatan harian, habis kontes menjurus ke susu dan sekitar 2018 mulai fokus untuk kambing perah," katanya saat ditemui detikcom di kediamannya, Jumat (24/9/2021).
Selanjutnya, dia mulai mengambil puluhan liter susu kambing etawa setiap pekannya. Susu tersebut untuk konsumsi pribadi dan kebutuhan kontes kambing etawa.
"Awalnya di Cangkringan saya titipkan kambing-kambing saya di Cangkringan sampai saat ini, kambing perah banyak di sana sekitar 30 ekor namanya etawa perah," ucapnya.
"Memang saya bagi hasil sama orang Cangkringan sana, setiap minggu saya ambil susu sekitar 30 liter untuk 1 minggu. Kalau di sini yang saya perah baru 6 ekor," lanjut Yuni.
Anggota Polsek Sanden berpangkat Aiptu ini melanjutkan, usaha susu kambing etawanya mulai berkembang setelah salah seorang warga Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul menghubunginya 6 bulan lalu. Warga tersebut memesan susu kambing etawa milik Yuni.
"Awal mula ada yang WhatsApp (WA) saya, 'Pak gadhah (ada) susu kambing tidak? Saya jawab pripun (gimana). Dan setelah itu saya antar ke Pundong sana," ujarnya.
![]() |
Sesampainya di lokasi, Yuni menanyakan alasan memesan susu kambing etawa. Setelah berbincang ternyata sang pemesan mengonsumsi susu kambing etawa untuk pengobatan COVID-19.
"Pas mengantarkan 2 liter susu kambing itu saya tanya kok ngonsumsi dan dia jawab kena COVID-19. Saya sempat kaget dan tetap jaga jarak saat itu terus saya sarankan minum susu kambing ini mau tidur sama bangun tidur," katanya.
Alhasil, Yuni mendapatkan laporan dari pemesan jika kondisinya semakin membaik setelah mengkonsumsi susu kambing tersebut. Bahkan, pemesan itu berlanjut memesan susu lagi hingga akhirnya gejala COVID-19 yang diidapnya sembuh.
"Selang 2 hari minum susu itu perut langsung mulas, BAB (buang air besar), dan sehabis itu badan fit dan keringat keluar," ucapnya.
"Terus dilanjutkan lagi sampai 4 liter dan sembuh dia, dan minum terus. Tetangga saya pesan semua, itu kejadian 6 bulan yang lalu masih ingat saya," lanjut Yuni.
Baca juga: 5 Manfaat Susu Kambing, Mencegah Virus dan Sehatkan Paru-paru
Hal tersebut menyebar dari mulut ke mulut dan banyak yang menghubungi Yuni untuk memesan susu kambing etawa. Untuk itu, dia mengaku pandemi ini menjadi berkah tersendiri baginya bahkan saat ini dia kewalahan memenuhi permintaan susu kambing tersebut.
"Karena pandemi ini malah kebutuhan susu meningkat, karena yang terkena COVID-19 ini membutuhkan susu ini malah sembuh," katanya.
Menurut Yuni, dengan 25 kambing etawa dalam sehari setiap indukan mampu menghasilkan 1,5-2 liter susu segar. Waktu pemerahan dilakukan saat pagi hari dan sore hari.
![]() |
"Ketika diolah menjadi susu setiap satu liternya hingga dua liter dan setiap liter bisa menjadi sekitar empat botol kemasan dengan ukuran 250 mililiter," katanya.
Sedangkan untuk menghilangkan aroma susu kambing yang cenderung amis, maka susu diberi rasa seperti stroberi, melon, coklat, jeruk, durian, pisang susu, dan mangga.
"Warna susunya juga tidak hanya dominan putih namun menyesuaikan rasa yang ditambahkan dalam susu. Kalau rasa durian ya warnanya susu agak kuning," ucapnya.
Saat ini, di kelompoknya ada tiga inovasi terhadap ternak kambing etawa. Pertama, kata Yuni, adalah breeding untuk kontes, kedua diperah susunya, dan yang ketiga kambing yang kualitasnya buruk dipotong dan dijual dagingnya.
Sedangkan untuk teknis pembuatan susu tersebut, istri Yuni yakni Siska Septi Handayani menjelaskan, bahwa awalnya memerah susu dari kambing etawa. Setelah dirasa cukup, selanjutnya susu dimasak dalam suhu 70 derajat Celcius.
![]() |
"Susu diperah, dan dimasak sampai 70 derajat lalu didinginkan. Kenapa tidak sampai mendidih karena nanti malah jadi seperti bubur. Nah, selanjutnya bersihkan botol plastik dengan air hangat agar steril lalu tuangkan susu beserta perasa dari pabrik," ujarnya disela-sela meracik susu kambing etawa.
Menyoal rasa, olahan susu kambing etawa yang dilabeli Go Milk ini memiliki beberapa rasa. Menurutnya yang paling digemari adalah susu kambing rasa coklat, stroberi dan melon.
"Kalau rasanya ada rasa vanilla, leci, melon, stroberi, durian, mangga jeruk dan original. Harga perbotol Rp 10 ribu, kalau perliter yang original harganya Rp 25 ribu," katanya.
Menyoal pemasaran, Siska mengaku masih memproduksi sesuai permintaan saja. Kendati demikian, saat ini sangat banyak yang memesan susu tersebut.
"Sementara ini by order, belum pemasaran secara masif," ujarnya.
Siska mengungkapkan bahwa susu kambing ini bisa bertahan cukup lama. Selain itu, susu kambing etawa ini memiliki banyak khasiat yang baik untuk tubuh.
"Ini (susu kambing etawa) kalau tidak di dalam kulkas bisa tahan 8 jam, kalau di dalam kulkas bisa seminggu, dan kalau di dalam freezer bisa bertahan 2 bulan. Untuk khasiatnya, susu ini biasanya pengobatan paru-paru dan asam lambung," ucap wanita berhijab ini.
Baca juga: Masya Allah! Ini 4 Minuman Favorit Nabi Muhammad SAW yang Menyehatkan
(dfl/adr)