Dampak pandemi Corona atau COVID-19 sangat terasa bagi pedagang kaki lima (PKL), khusunya penjual makanan. Termasuk di pusat jajanan Lapangan Tembiring, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Satu penjual nasi di Lapangan Tembiring, Suparto (57) mengatakan omset hariannya turun hingga 70 persen, akibat dampak pandemi yang tak kunjung usai dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dampak yang berkepanjangan itu membuat anaknya harus cuti dan mangkir kuliah di semester gasal tahun ini.
"Sepi, penurunan dampak PPKM ini sampai 70 persen, tidak laku (dagangannya). Hari normal biasa omset harian sekitar Rp 500 - 600 ribu, sekarang hanya dapat Rp 70 ribu, Rp 100 ribu pas agak lumayan. Sekarang berat. Sudah hampir satu tahun ini," jelas Suprapto saat ditemui di lapaknya, Minggu (15/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekolah itu berhenti, kuliah di Unnes (Semarang) itu berhenti anak saya, kemarin (semester 2) cuti, semester 3 ini gak bisa bayar (mangkir). Ya karena tidak ada biaya, biasanya di sini kan ada bus pariwisata, sekarang ini tidak ada," terang Suprapto yang sudah jualan nasi rames, opor ayam, mangut, dan lainnya belasan tahun itu.
![]() |
Suprapto mengatakan, berjualan nasi tersebut merupakan pekerjaan satu-satunya yang ia kerjakan bersama sang isteri. Ayah dua anak tersebut mengaku juga merambah ke jualan baju online, namun tetap tidak laku.
"Ini (jualan nasi) satu satunya (pekerjaan saya). Terus coba online jualan baju, sepatu juga tapi tidak laku. Saya anaknya dua. Satu sudah kerja, satu berhenti (kuliah)," terang warga asal Kelurahan Bintoro, Demak tersebut.
Suprapto dalam kesedihannya tetap bersyukur, dirinya mengaku mendapatkan bantuan presiden produktif usaha mikro (BPUM) sebanyak dua kali.
"Ya kemarin dapat bantuan BPUM dua kali. Jauh, tidak mencukupi (kebutuhan)," terangnya.
![]() |
"Saya mengucapkan banyak terimakasih, semoga bisa memanfaatkan bantuan ini secara maksimal," lanjut ucap Suprapto saat menerima bantuan sejumlah uang dari pengusaha muda asal Demak.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, pengusaha muda skincare asal Demak, Lukman Hakim (29) mengatakan, pihaknya membagikan sejumlah uang dalam amplop kepada masyarakat di area Lapangan Tembiring terdampak pandemi Corona. Menurutnya banyak kios dan toko tutup akibat pandemi corona di area tersebut.
"Saya berbagi-bagi seperti ini, niat sadar dampak corona bagi pedagang kecil. Karena ada pandemi COVID-19, wilayah pujasera pedagang kaki lima biasanya sangat terdampak sekali karena tidak ada pengunjung. Beberapa contohnya toko atau kios kios di sini mati (tutup) karena dampak pandemi COVID-19," terang Lukman pemilik CV Anugrah Niaga tersebut.
![]() |
Ia bersama enam kawannya berkeliling membagikan amplop berisi uang ke sejumlah pedagang di Area Lapangan Tembiring. Ia mengaku, uang tersebut merupakan zakat profesinya yang ia dan timnya sisihkan untuk orang yang kurang mampu.
"Uangnya dari sebagian pendapatan kita, kita kumpulkan, untuk bagi bagi seperti ini. Kita agendakan bagi-bagi seperti ini setiap tahun. Tahun pertama sekitar Rp 5 juta, kedua Rp 35 juta, dan tahun ke tiga sekarang sekitar Rp 25 juta," ujar pemuda asal Kecamatan Wonosalam pemilik brand Instacare yang berjalan sekitar 3 tahun tersebut.
(raf/odi)