Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu

ADVERTISEMENT

Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu

Robby Bernardi - detikFood
Sabtu, 14 Agu 2021 11:30 WIB
Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu
Foto: Robby Bernardi
Pekalongan -

Pandemi Covid-19 membuat pasangan suami istri (pasutri) ini 'memutar otak' demi hasilkan cuan. Mereka mengolah tahu jadi kudapan enak dan kreatif seperti donat hingga puding.

Di tengah pendemi Covid-19, banyak warga terdampak, termasuk sepasang suami istri warga Desa Babalan Lor, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan ini.

Rissa Noviyanto (40), kini tidak lagi bekerja di koperasi setelah pandemi memasuki tahun kedua. Sedangkan istrinya yakni Siti Muarofah (35), selaku guru di TK swasta, juga tidak bisa beraktivitas.

Keduanya tinggal di tengah kampung perajin tahu. Banyak waktu di rumah dan ingin memajukan produktivitas tahu di desanya, mereka berpikir keras agar tahu bisa dijadikan komoditi makanan yang menarik.

Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding TahuKeren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu Foto: Robby Bernardi

Perjuangan pasutri ini tidak sia-sia. Mereka berhasil menciptakan aneka kudapan dan minuman berbahan tahu yang kekinian. Jangan kaget bila burger, donat, es kopyor, boko tahu, dan puding art buatan mereka memakai tahu.

"Pendemi Corona, membuat kami sering di rumah. Suami sudah tidak aktif lagi di koperasi, saya mengajar anak-anak TK juga tidak seperti biasanya. Jadi akhirnya kita berpikir keras untuk kreatif," kata Siti Muarofah yang akrab di panggil Fafa, pada detikcom.

Dengan memanfaatkan potensi yang ada, yakni sentra industri tahu, mereka membuat kreasi makanan yang berbahan dasar tahu.

Menurutnya, ide tersebut sebenarnya sudah ada sejak akhir Desember 2020. Saat itu harga kedelai tengah naik.

Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding TahuKeren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu Foto: Robby Bernardi

"Saat itu harga kedelai sangat mahal. Saya yang tinggal di kampung tahu, berupaya menaikkan harga jual yang berbahan dasar kedelai, agar tahu itu bisa lebih harganya ekonomis dan menjadi makanan sehat serta kekinian," ucapnya.

Kreasinya tidak begitu saja jadi seperti saat ini. Bahkan, mereka harus berulang kali mencoba dan terus mencoba sehingga menemukan formula khusus untuk kreasi makanan dari bahan tahu. Tidak mudah, apalagi mereka harus menguras tabungan tersisa.

"Alhamdulillah, hasilnya tidak mengecewakan. Sempat takut gagal terus. Ya tahu sendiri, sebagai pengajar swasta di saat seperti ini, tidak bisa banyak berbuat banyak," ucapnya. Dengan memesan tahu cair, akhirnya lima varian makanan diciptakan oleh sepasang suami istri ini.

Untuk memasarkan produk makanan olahan ini, mereka lakukan dengan online, baik melalui WhatsApp maupun market place Facebook. Hasilnya, sudah bisa dirasakan saat ini.

Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding TahuKeren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu Foto: Robby Bernardi

"Semua produk makanan saya pasarkan secara online baik melalui WhatsApp dan media sosial yang lainnya," ungkapnya.

Konsumennya sendiri tidak saja dari Kabupaten Pekalongan, tapi juga dari berbagai kota seperti Kendal, Yogyakarta, Batang, Kota Pekalongan, Solo dan Jakarta.

Dirinya sendiri tidak mematok harga yang mahal, masih terjangkau oleh warga. Boko tahu harganya Rp 10 ribu, es kopyor tahu Rp 6 ribu, satu box burger tahu isi 6 dijual Rp 30 ribu, puding art tahu dijual Rp 35 rb, dan untuk donat tahu harganya Rp 20 ribu.

"Ya, Alhamdulillah sudah ada hasilnya. Hasilnya, sehari mencapai Rp 300-700 ribu. Banyak pujian juga. Seperti es kopyor, Orang mengira itu dari kopyor kelapa muda. Tidak tahunya dari tahu," ucapnya.

Keren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding TahuKeren! Pasutri di Pekalongan Hasilkan Cuan dari Donat hingga Puding Tahu Foto: Robby Bernardi

Dalam sehari, sepasang suami istri ini bisa memproduksi boko tahu sebanyak 100 cup, lalu es kopyor 50 cup, burger dan donat 25 box.

Kendati telah berhasil menciptakan makanan kekinian dengan bahan baku tahu, namun ia tidak pelit berbagai ilmu dengan orang lain.

"Harapan kami, ada sesuatu yang lebih dari itu. Banyaknya warga yang berkreasi, akan meningkatkan produksi tahu di desa kami. Dan tahu, tidak hanya akan dijual layaknya tahu selama ini," katanya.



Simak Video "Melihat Produksi Mie Lethek, Kuliner Khas Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/adr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT