Strategi Inovasi Bisnis Kuliner agar Bisa Bertahan saat Pandemi

Strategi Inovasi Bisnis Kuliner agar Bisa Bertahan saat Pandemi

Jihaan Khoirunnisaa - detikFood
Sabtu, 07 Agu 2021 17:49 WIB
Ilustrasi bisnis kuliner
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Pandemi membuat situasi jadi sulit, terutama bagi pelaku usaha. Kondisi ini menuntut para UMKM untuk beradaptasi dan berinovasi agar bisa tetap bertahan meski diterjang pandemi COVID-19.

Owner Waroeng Steak & Shake Jody Broto Suseno mengatakan pandemi berdampak pada perkembangan bisnis yang dijalaninya. Pandemi ditambah dengan adanya PPKM yang membatasi jam operasional hingga aktivitas di restoran. Hal ini kemudian membuat penjualan serta omzetnya turun bahkan hingga 70 persen.

"Selama pandemi usaha kuliner, ada aturan PPKM kan nggak boleh dine in. Penurunan (omzet)-nya bisa sampai 70%," ujar Jody kepada tim detikcom, Sabtu (7/8/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Jody membuat inovasi untuk mempertahankan penjualan, terutama selama pemberlakukan PPKM. Salah satunya dengan menyediakan layanan dine in your car.

"Kita (buat inovasi) dine in your car. Makan di dalam mobil. Jadi order, karyawan stand by di parkiran, kemudian orang datang. Karyawan mencatat order, bayar langsung. Kemudian diantar, bisa makan pakai hot plate di dalam mobil," katanya.

ADVERTISEMENT

Di samping itu, Jody juga mengeluarkan beberapa menu baru yang sehat untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Sebab menurutnya, saat ini masyarakat lebih aware dengan kesehatan. Sehingga preferensi makanan mereka mulai berubah, yakni ke arah makanan sehat dengan sayur dan tidak banyak mengandung gula.

"Mengeluarkan menu baru, menu yang pas buat kondisi pandemi. Jadi kita ngeluarin menu healthy. Kita ngeluarin menu honey lime. Buat meningkatkan pelanggan di masa pandemi," tandasnya.

Ia menilai, promo paket hemat juga ikut membantu bisnisnya agar bisa bertahan dan meningkatkan omset penjualan.

"Kemudian menu baru kita keluarkan. Menu harga hemat karena (kondisi) keuangan lagi seperti ini. Menu paket promo dan lainnya. Dengan inovasi seperti itu omsetnya meningkat. Walaupun nggak terlalu signifikan sekali. Cukup untuk gaji karyawan," terangnya.

Lebih lanjut Jody menjelaskan kunci utama agar bisa bertahan di masa pandemi yaitu kreativitas. Pelaku usaha harus kreatif mencari inovasi. Bisa juga dengan mempelajari dari kompetitor, kemudian mengembangkan apa yang kira-kira baik.

Untuk itu, gelaran webinar dibutuhkan guna memperluas perspektif pelaku usaha dan masyarakat yang baru akan terjun ke dunia usaha kuliner dalam mencari inovasi yang sesuai di masa pandemi COVID-19. Seperti webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' yang dilaksanakan oleh Kraft Heinz Food Service bersama detikcom. Menurutnya, acara tersebut bisa membekali para pengusaha agar bisnisnya bisa berlari kencang usai PPKM Darurat selesai diberlakukan.

"Keren banget, bagus banget. Pandemi ini kan cuma sementara. PPKM Darurat cuma sementara. Pasti ada saatnya dibuka lagi. Nah ketika dibuka kesempatan teman-teman pengusaha yang baru mulai dari nol, ini kan pengusaha lama pada turun semua. Mereka harus adaptasi dengan kondisi yang baru. Jadi start-nya benar-benar dari nol semua. Jadi ketika PPKM dibuka, September atau Agustus akhir dibuka, kita udah mulai ancang-ancang," katanya.

Bahkan, selama acara Jody mengaku bisa ikut banyak belajar dari rekan-rekan sesama pengusaha yang menjadi narasumber. Ia pun berharap webinar bisnis kuliner tersebut dapat mencetak pengusaha kuliner lokal yang bisa menembus kancah internasional.

"Harapannya Indonesia punya pengusaha yang berskala internasional. Sementara ini, usaha kuliner di Indonesia dikuasai brand-brand luar. Harapannya dengan acara ini akan lahir pengusaha yang punya brand lokal mendunia. Semangat buat memotivasi teman-teman pengusaha, ayo bisa nih," tandasnya.

Diketahui webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' digelar dalam 2 rangkaian acara, yakni pada 29 Juli dan 5 Agustus 2021 lalu. Acara ini mendapat antusiasme tinggi dari para UMKM kuliner yang dilihat dari banyaknya jumlah peserta di masing-masing rangkaian webinar. Webinar 1 diikuti oleh 26 ribu UMKM, sedangkan jumlah peserta di seri webinar ke 2 mencapai 24 ribu UMKM dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain Jody, acara ini turut dihadiri oleh Founder & Owner Bittersweet by Najla, Najla Bisyir; CEO Baba Rafi Indonesia, Nilam Sari; Cynthia Chaerunisa, Co-Founder Kopi Kenangan, serta Professional Chef, Martin Praja.

Managing Director Kraft Heinz Indonesia & PNG, Steven Debrabandere mengatakan gelaran webinar tersebut merupakan bentuk dukungan Kraft Heinz Food Service agar UMKM kuliner di Indonesia bisa maju dan berkembang, terutama di masa pandemi COVID-19.

"Melalui webinar ini, Kraft Heinz Food Service sebagai partner pelaku bisnis kuliner, ingin menyediakan wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan khususnya untuk UMKM kuliner agar bisa maju dan berkembang di masa pandemi ini." ujarnya.

Ia menambahkan dalam rangka mendorong digitalisasi bagi UMKM kuliner, Kraft Heinz Food Service juga mengajak Digital Marketing Expert, Niko Julius untuk berbagai ilmu seputar pembuatan konten sosial media dan pemasaran produk secara digital. Hal ini juga sejalan dengan upaya Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) yang menargetkan 30 juta UMKM go digital hingga tahun 2024.

Selain berbagi ilmu dan pengalaman, lanjut Steven, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi UMKM peserta webinar terpilih dengan bisnis dan prospek paling potensial untuk mempromosikan bisnis kulinernya melalui detikcom.

Ada juga tambahan modal senilai Rp 30 juta rupiah bagi para UMKM kuliner untuk mengembangkan bisnisnya. Sementara itu, bagi 10 UMKM terpilih juga akan berkesempatan mengikuti sesi pelatihan eksklusif dan kelas memasak dari Ultra Indonesia dan ACP Indonesia.




(prf/ega)

Hide Ads