Dampak PPKM dirasakan para pedagang soto Kudus di Taman Bojana. Mereka kehilangan pembeli lantaran akses jalan yang ditutup.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat berlaku sejak 3-20 Juli 2021. Hal tersebut berdampak pada seluruh pedagang di pusat kuliner khas Kudus, Taman Bojana. Mereka memilih tidak berjualan karena akses jalan menuju alun-alun Simpang Tujuh ditutup.
Dari pantauan detikcom (8/7) sekitar pukul 15.15 WIB, Pusat Kuliner Khas Kudus Taman Bojana di kawasan alun-alun Simpang Tujuh terlihat sepi. Tampak seluruh kios pedagang soto Kudus tutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana pun tampak sepi. Tidak ada orang terlihat di kawasan kuliner khas kota kretek tersebut.
Salah satu pedagang di Taman Bojana, Bambang Noor mengatakan sejumlah titik menuju pusat kota Kudus ditutup saat PPKM darurat diberlakukan. Dampaknya pedagang kuliner Soto khas Kudus pun sepi pembeli. Menurutnya di Kuliner Taman Bojana terdapat 10 pedagang soto khas Kudus. Mereka kompak tutup semua.
![]() |
"Mulai kemarin saya itu jualan cuman dapat satu orang. Hari ini teman-teman libur semua, kemarin teman-teman tidak mendapatkan pendapatan sama sekali. Dari bahannya saja tidak memadai, kalau tidak laku kan ruginya banyak, tidak ada orang beli. Kalau soto pindang kan tidak laku buang. Terus bagaimana," kata Bambang seorang pedagang soto Khas Kudus saat dihubungi detikcom lewat sambungan telepon siang ini.
Bambang yang berjualan soto Kudus sudah sejak puluhan tahun lalu mengaku sejak diberlakukan PPKM darurat pendapatannya menurun drastis. Sehari bahkan hanya mendapat satu pembeli saja.
"Saya jualan di tanggal 4 Juli 2021 itu dapat (laku) satu porsi. Tanggal 5 Juli 2021 libur, karena sepi. Lha barang (saat buka) sampai sore dapat satu orang dan ada yang blas yang tidak dapat sama sekali," terang dia.
![]() |
"Kalau pandemi 10-15 orang (pembeli) sudah bagus. Sudah buat bayar sewa kios. Per porsi harga soto sama nasi pindang itu kisaran Rp 20 ribu sama minum. Kalau sampai 10-15 pembeli bisa sampai Rp 300 ribu per hari. Kalau tidak dapat sama sekali kan susah sih," sambung dia.
Bambang mengaku belum mengetahui tutup sampai kapan karena kondisi pandemi virus Corona yang belum mereda. Dia pun berharap agar penyekatan jalan ditiadakan. Bambang berharap agar kondisi segera normal kembali.
"Rencana tutup sampai belum tahu. Ini bijaksana dari pemerintah daerah, kalau dibuka jalannya bisa lewat. Kalau tidak ya bagaimana. Mobil tidak bisa lewat," keluh dia.
![]() |
"Terkait dengan jasa ojek online, selama ini dua pedagang yang ikut jasa online itu sepi (pembeli), hanya satu dua saja. Lebih banyak datang ke sini karena ini makanan khas Kudus," terang dia.
Diberitakan sebelumnya sejumlah jalan menuju pusat kota Kudus, Jawa Tengah ditutup saat PPKM Darurat. Penutupan tersebut sebagai upaya untuk mengurangi mobilitas dan potensi kerumunan warga.
Di Kudus ada tujuh titik penyekatan. Di antaranya di jalan depan pos Ngembal, pos terminal Jati, perempatan Jember, perempatan Pura, perempatan SMB, perempatan PPRK, dan di jalan Sleko. Tampak tujuh titik itu ditutup dengan portal dan dijaga petugas gabungan.
(adr/adr)