Cokelat menjadi camilan yang banyak digemari orang di seluruh dunia. Selain enak, cokelat bisa meningkatkan mood untuk beraktivitas. Bahkan, saking banyaknya yang suka cokelat punya hari perayaan tersendiri. Ya, pada tanggal 7 Juli setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Cokelat Sedunia yang berkaitan dengan pertama kali cokelat batang diperkenalkan ke Eropa.
Menjelang perayaan Hari Cokelat Sedunia, rupanya transaksi pembelian cokelat secara online ikut meningkat. External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya mengatakan transaksi produk cokelat di Tokopedia naik bahkan hampir 3 kali lipat.
"Jumlah transaksi produk cokelat di Tokopedia meningkat hampir 3x lipat selama 2020 dibanding tahun sebelumnya," ujar Ekhel dalam keterangan tertulis, Rabu (7/7/2021).,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penjualan cokelat di Manado, Gianyar dan Magetan mengalami peningkatan paling signifikan selama 2020 dibanding tahun sebelumnya," imbuhnya.
Adapun Fudgybro dan Chocodot Indonesia menjadi beberapa contoh UMKM lokal yang menjual produk olahan cokelat dan ikut terkena cipratan kenaikan penjualan di Tokopedia.
Chododot adalah produk cokelat isi dodol dan rempah hasil inovasi dari salah seorang warga asal Garut bernama Kiki Gumelar. Kiki mengaku awalnya ia merantau ke Yogyakarta untuk bekerja di distributor bahan baku cokelat. Suatu hari sang ibu mengirimkan oleh-oleh dodol khas kampung halaman. Dari sana tercetus ide untuk membuat cokelat isi dodol.
"Saya lalu memutuskan kembali ke Garut dan memulai usaha Chocodot pada 2009. Agar unik dan dapat diterima berbagai kalangan, kami membuat tulisan-tulisan unik di kemasan seperti Cokelat Enteng Jodoh, Cokelat Anti Galau, Cokelat Makin Cinta dan sebagainya," katanya.
![]() |
Demi mempertahankan bisnis di tengah pandemi, menurut Kiki Chocodot juga memanfaatkan platform digital, seperti Tokopedia. "Lewat Tokopedia, produk kami kini dapat dinikmati oleh pelanggan lebih luas bahkan hingga Bulukumba," tandasnya.Selain isi dodol, Kiki juga berkreasi menciptakan varian lainnya dengan menggandeng petani dan pengolah cokelat lokal.
"Tidak hanya isi dodol, kami berinovasi menambahkan varian isi pada cokelat, seperti krim buah, biji kopi, kurma, rempah, teh dan jamu. Inovasi ini dicapai lewat kolaborasi dengan sejumlah petani cokelat dan pengolah kakao lokal," jelas Kiki.
Selain Chocodot, ada pula bisnis Fudgybro milik Rayendra Abiyasa Pramuraharjo yang juga turut mengalami kenaikan penjualan secara online. Fudgybro menawarkan produk utama, yakni fudgy brownies yang populer terutama di kalangan anak muda. Rayendra mengatakan ide membuat usaha muncul karena memiliki bisnis kuliner sudah menjadi mimpinya sejak kuliah. Bermodalkan belajar otodidak dari internet, Rayendra akhirnya berani membuat sendiri brownies dengan merek Fudgybro dan mulai memasarkannya pada November 2018 lewat Tokopedia.
"Pada Maret 2020 awal pandemi, transaksi Fudgybro mengalami kenaikan hingga 4x lipat dibandingkan masa sebelum pandemi. Bahkan selama Ramadan 2021, Fudgybro bisa menerima pesanan hingga ratusan loyang setiap harinya, meningkat 3x lipat dari bulan sebelumnya," jelas Rayendra.
Pandemi pun mendorong Rayendra menghadirkan berbagai varian baru, antara lain Softbro Jar Size yang merupakan campuran potongan brownies dan es krim vanila, cookies hingga minuman cokelat.
"Lewat Tokopedia, omzet per bulan kami mencapai puluhan juta. Bahkan melalui teknologi, produk-produk Fudgybro bisa menjangkau Medan, Bali hingga Makassar," pungkasnya.
(mul/ega)