Berbicara kopi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur juga memiliki kopi khas yaitu Arbilest (Arabika Lestari) yang tak kalah cita rasanya dengan kopi-kopi daerah di Indonesia yang sudah mendunia. Sebut saja kopi-kopi tersebut, antara lain kopi Arabika Gayo Aceh, Arabika Kintamani Bali, dan Kopi Arabika Ijen.
Arbilest adalah sejenis kopi yang difermentasi dari berbagai buah sehingga memiliki rasa buah tertentu tetapi tidak menghilangkan citarasa kopi asli. Selain kopi fermentasi kopi produksi Poktan yang berada di lereng Gunung Butak ini juga memproduksi kopi luwak yang sudah menembus pasar internasional.
Karenanya, untuk meningkatkan kualitas serta menjaga jumlah produksi kopi, Bank Indonesia Kediri mengadakan pelatihan penanggulangan hama kopi untuk para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Arabika Lestari yang dilaksanakan di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, har ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota DPR RI yang juga Ketua Golkar Jawa Timur M. Sarmuji menyambut baik Bank Indonesia yang tidak henti-hentinya mendampingi usaha rakyat terutama wilayah Kediri, Blitar, dan Tulungagung.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia perwakilan Kediri yang tak henti mendampingi program-program yang bersifat kerakyatan baik untuk UMKM atau kelompok-kelompok tani untuk bisa menembus pasar internasional. Terutama usaha rakyat di dapil Saya Blitar, Kediri, dan Tulungagung," ucap Sarmuji dalam keterangan tertulis, Selasa (29/6/2021).
Kopi produksi Gapoktan Arabika Lestari menurut standar protokol Specialty Coffee Association of America (SCAA) memiliki skor 85 yang artinya memiliki kualitas excellent. Semakin tinggi skor biji kopi maka akan berpengaruh terhadap nilai jualnya.
"Dari informasi pelatih yang mendampingi kelompok tadi Kopi produksi Poktan Arabika Lestari ternyata grade 85, yang artinya bisa bersaing secara nasional di kelompok kopi papan atas, dan ini sangat membanggakan untuk ukuran UMKM," ujarnya.
Sarmuji menambahkan kopi maupun tanamannya juga bisa menjadi sandaran penghasilan warga. Tanaman kopi juga bisa menjadi tanaman hias untuk pemanis ruangan keluarga maupun kafe-kafe yang sedang menjamur saat ini.
"Kopi bisa menjadi sandaran penghasilan warga asal mampu terkelola dengan baik. Selain itu, untuk menjadikan nilai tambah, para petani bisa membudidayakan tanaman kopi menjadi semacam tanaman hias untuk souvenir maupun pemanis ruangan maupun kafe-kafe. Saya sendiri sudah bawa ke Surabaya dan laris manis diminati banyak orang," kata Sarmuji.
Dalam kesempatan kunjungannya Sarmuji bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia bersama warga turut memanen kopi yang ada di kebun milik warga.
(ncm/ega)