Mantan Manager BUMN Sukses Ternak Kambing hingga Waktu Terbaik Buat Ngopi

Berita Terpopuler

Mantan Manager BUMN Sukses Ternak Kambing hingga Waktu Terbaik Buat Ngopi

Tim detikfood - detikFood
Rabu, 16 Jun 2021 09:30 WIB
Mantan Manager BUMN Ini Sukses Jadi Peternak Kambing
Foto: youtube capcapung
Jakarta -

Ada kisah mantan manager BUMN jadi peternak kambing. Beberapa kebiasaan makan harus dihindari saat diet agar berat badan tak naik. Hingga waktu terbaik minum kopi.

Bekerja sesuai minat memang paling bagus. Pria bernama Didi ini, misalnya, putuskan berhenti jadi manager di sebuah perusahaan BUMN demi mengejar minatnya.

Didi tak ragu belajar otodidak demi menjadi peternak kambing. Kisahnya menginspirasi dan tentu saja membuat ia lebih bahagia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menurunkan berat badan, mengatur pola makan sangat penting demi dapat hasil yang ideal. Ada beberapa kebiasaan makan yang perlu dihindari supaya berat badan tak naik atau tak kembali seperti semua setelah turun.

Kebiasaan makan ini mungkin terlihat sepele, namun penting untuk dihindari. Salah satunya tidak melewatkan sarapan agar rasa kenyang bertahan lebih lama hingga waktu makan siang.

ADVERTISEMENT

Minum kopi jadi kebiasaan banyak orang setiap hari. Mereka merasa bisa mendapat dorongan energi dari konsumsi minuman berkafein ini.

Namun supaya tetap menyehatkan, ada tips minum kopi yang perlu diperhatikan. Urusan waktu minum kopi ternyata ada aturannya. Peneliti mengungkap waktu minum kopi terbaik yang ternyata dipengaruhi dua hal.

Berikut deretan berita detikfood yang menarik perhatian pembaca kemarin (15/6):

1. Mantan manager BUMN jadi peternak kambing

Mantan Manager BUMN Ini Sukses Jadi Peternak KambingMantan Manager BUMN Ini Sukses Jadi Peternak Kambing Foto: youtube capcapung

Punya gaji besar dan fasilitas cukup tak menghalangi Didi untuk mengejar passionnya. Ia keluar dari pekerjaan tahun 2010 dan dua tahun kemudian memulai bisnis ternak kambing bersama kakaknya di Sleman, Yogyakarta.

Didi memulai semuanya secara otodidak. Ia pun harus rugi di awal karena puluhan kambingnya mati. Namun seiring waktu Didi belajar hingga kini kambingnya sudah mencapai 732 ekor. Semua kambingnya adalah jenis kambing perah yang diambil susunya untuk dipasarkan lebih lanjut.

Baca Juga: Mantan Manager BUMN Ini Sukses Jadi Peternak Kambing


Hide Ads