Keren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per Tahun

Keren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per Tahun

Mochamad Saifudin - detikFood
Kamis, 03 Jun 2021 15:30 WIB
Keren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per Tahun
Foto: detikcom/Mochamad Saifudin
Demak -

Jambu air dari Demak terkenal berkualitas karena manis enak. Penjualan jambu air Demak per tahun pun diduga mencapai angka fantastis, lebih dari Rp194 miliar!

Kabupaten Demak, Jawa Tengah selain terkenal sebagai kota wali juga terkenal memiliki tanaman pohon jambu airnya yang legit yang diminati banyak orang. Sejak awal mulanya ditanam sekitar tahun 1980-an, kini petani jambu air di Demak semakin banyak dan penjualan per tahunnya mencapai kumulatif Rp194,13 Miliar.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Dinpertan), Heri Wuryanto, mengatakan jumlah petani di Demak pada tahun 2020 sekitar 7.160 orang. Sementara jumlah pohon jambu air sekitar 143 ribu pohon dengan luasan tanah sekitar 1.433 hektar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau diasumsikan satu hektarnya lima orang saya hitung ada 7.160 orang (petani jambu air). Produktivitas untuk rata-rata jambu kita itu sekitar ada 137,4 kg per pohonnya. Kalau dihitung dalam setahun ada sekitar 14.993 ton, kita ambil rata rata misalnya harga perkilogram jambu (citra) Rp13 ribu. Itu sudah ada Rp194,13 mliliar dalam satu kali panen. Itu kumulatif produksi petani seluruh Demak," jelas Heri kepada detikcom melalui telepon, Rabu (2/6/2021).

Keren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per TahunKeren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per Tahun Foto: detikcom/Mochamad Saifudin

Heri menjelaskan, jambu air dari Demak memiliki ciri khas tersendiri yang sudah dikenal di mana-mana. Ia menyebut misalnya saja jambu merah air delima ditanam di daerah lain pasti akan beda rasanya.

ADVERTISEMENT

"Jadi ini memang sudah spesifik dan sudah terkenal, jadi memang kalau jambu air pasti dari Demak, kalau dari luar kan rasanya beda," imbuh Heri.

Selain itu Heri membenarkan bahwa saat ini jambu air di Demak sedang panen raya. Dirinya tidak memungkiri dengan terjadinya panen yang bersamaan membuat harga jambu air di Demak sedang turun.

Baca juga: 7 Manfaat Jambu Air untuk Kesehatan, Tingkatkan Imun hingga Cegah Sembelit

"Memang saat panen raya dan saat langka memang beda jauh. Jadi saat kita panen bareng-bareng seperti ini memang harga itu bisa sampe Rp 3 ribu (jambu delima), jadi memang fluktuatif ya. Saat panen raya jumlah jambu kan banyak pasti harga akan turun," ujarnya.

Selain itu, pihaknya menuturkan terus memfasilitasi sejumlah petani jambu air, baik berupa pengendalian hama maupun sejumlah pelatihan. Pihaknya juga pernah mengajak instansi perguruan tinggi demi bisa memaksimalkan hasil pertanian jambu air.

Keren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per TahunKeren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per Tahun Foto: detikcom/Mochamad Saifudin

"Sebelumnya juga pernah kerjasama dengan perguruan tinggi IPB, untuk mencoba pembungaan di luar musim. Itu dengan profesor Rudi, itu sebenarnya juga berhasil, jadi memang ada satu dua (petani jambu air), meskipun yang lain tidak pada panen, mereka ada," terang Heri.

Sementara perihal jambu air di Demak tidak terlepas dari peran Pak Karmono, seorang pensiunan PNS yang mulai menanam jambu air merah delima sekitar tahun 1986.

"Iya, (Pak Karmono) pionir untuk jambu air merah delima," ujar Heri.

Keren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per TahunKeren! Omzet Penjualan Jambu Air Demak Diperkirakan Rp194 M per Tahun Foto: detikcom/Mochamad Saifudin

Dihubungi terpisah, petani jambu air asal Kelurahan Betokan, Demak, Karmono (76), mengatakan penjualan jambu airnya kini sedang turun. Dirinya mengaku jambu citranya sejumlah 12 kg laku dengan salah satu pengepul dengan harga Rp 12 ribu.

"Tahun lalu, panen pertama, (jambu) citra Rp 18 ribu sejumlah 16 kg, panen kedua dibeli Rp 15 ribu, ketiga 14 ribu, itu sudah pake keranjang. Jadi bobotnya banyak dibelinya murah. Sementara jambu air delima paling mahal dibeli Rp 10 ribu, panen kedua Rp 9 ribu, dan panen ketiga Rp 6 ribu," ujarnya.

Ia menambahkan, "Lalu yang selanjutnya saya tidak setor (ke pengepul), karena terlalu murah. Kalau terlalu murah tidak saya jual pada pengepul," terang Karmono yang memiliki luas lahan sekitar 1400 meter dan 76 pohon jambu air tersebut.

Baca juga: Warga Desa Lempuyang Demak Sulap Daun Jambu Jadi Teh

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Jogja Coffee Week #3, Pestanya Pencinta Kopi Nusantara"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)

Hide Ads