Kota Solo punya banyak makanan khas yang unik dan tentunya enak. Salah satunya ialah penganan kue kering manis legit yang namanya jorok, peli kipu.
Dalam bahasa Jawa, peli diartikan sebagai alat kelamin laki-laki. Sementara kipu bisa dikatakan sebagai kondisi yang kotor. Jorok banget.
Menurut dosen sejarah Universitas Sanata Darma Yogyakarta, asal Solo, Heri Priyatmoko penamaan makanan pada zaman dahulu sebenarnya agar mudah dalam penyebutannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wong Jawa senantiasa tidak memperumit dalam perkara penamaan barang. Acap terinspirasi dengan apa yang dijumpai di sekitarnya," terang Heri kepada detikcom, Sabtu (28/5/2021).
"Orang Jawa memang pada prinsipnya gampang menamakan suatu barang atau makanan dari apa yang pernah dilihatnya," katanya.
![]() |
Seperti makanan peli kipu, mungkin orang melihat bentuknya mirip sebagai alat kelamin. Kemudian karena dilumuri wijen, maka terlihat kotor, jorok dan menjijikkan.
"Kipu itu adus lemah mbludhuk ana ing legokan. Bisa diartikan belepotan atau kotor," ujarnya.
Kemudian, kata Heri, penamaan makanan tersebut akhirnya disepakati secara kolektif hingga akhirnya dikenal secara turun temurun dan populer sebagai penamaan umum hingga saat ini.
"Ini kemudian disepakati secara kolektif, dan akhirnya turun temurun nama itu dipakai (sampai sekarang)," katanya.
![]() |
Makanan ini sebetulnya tidak hanya khas di Solo. Beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur juga mengklaim makanan ini khas di tempat mereka. Namun namanya dikenal dengan kue mancho.
Pemilik toko oleh-oleh Era Jaya, Andrianto membenarkan bahwa makanan tersebut kini lebih dikenal dengan nama mancho. Makanan ini sering dijual di toko oleh-oleh.
"Bahan bakunya ialah tepung yang diolah menjadi kue kering berbentuk memanjang. Pada kulitnya ditaburi wijen seperti onde-onde tapi agak legit," kata dia.
Kalu digigit renyah kopong dengan rasa manis legit. Taburan wijen membuat rasanya krenyes manis gurih. Kue mancho ini banyak dijual di toko oleh-oleh. Dijual dalam kemasan plastik.
(raf/raf)