Mudik Dilarang, Omset Bakpia Yogyakarta Tinggal 20 Persen

Mudik Dilarang, Omset Bakpia Yogyakarta Tinggal 20 Persen

Heri Susanto - detikFood
Sabtu, 15 Mei 2021 19:30 WIB
Bakpia 25 oleh oleh khas Yogyakarta
Foto: Sity Maryati/d'Traveler
Yogyakarta -

Larangan mudik baik luar kota maupun luar provinsi berdampak langsung terhadap penjualan bakpia di Yogyakarta Pengusaha bakpia harus rela kehilangan omset 80 persen.

Pemilik Bakpia 25 Angling Saputra Sanjaya menjelaskan kerugian pengusaha memang tak hanya penurunan omset. Bahan produksi yang sedianya untuk menyambut pemudik dari luar DIY pun harus ia relakan terbuang.

"Tapi ya gimana lagi? Sudah risiko dodolan. Mudah-mudahan virus ini segera hilang. Ekonomi bisa bangkit lagi," kata Angling, dihubungi detikcom, Sabtu (15/5/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama pandemi, lanjut Angling, usaha oleh-oleh bakpia memang mengalami naik turun. Saat awal pandemi tahun lalu, omset sampai tinggal 5 sampai 10 persen. Kemudian, membaik mulai akhir tahun sampai awal tahun lalu.

ADVERTISEMENT
Toko Bakpia 26Mudik Dilarang, Omset Bakpia Yogyakarta Tinggal 20 Persen Foto: Afif Farhan

"Akhir tahun dibandingkan sebelumpandemi mungkin sudah sampai 70 persen. Tapi, setelah itu turun lagi sampai saat ini," katanya.

Ia mengaku memahami kondisi saat ini. Apalagi, di negara-negara lain juga mengalami gelombang kedua pandemi. Bahkan Singapura menerapkan lockdown total. Sedangkan Malaysia sama seperti Indonesia mengalami kenaikan.

"Kami sadar kuncinya ekonomi ini ada di kesehatan. Makanya, kami pun dalam operasional menerapkan dengan ketat protokol kesehatan ini," jelasnya.

Sebagai toko oleh-oleh yang didatangi wisatawan dari luar DIY, risiko tertular virus Covid-19 lebih tinggi dibandingkan dengan sektor usaha lain. Hal tersebut, ia sikapi dengan melarang karyawannya beribadah berjamaah dengan masyarakat luar.

BakpiaMudik Dilarang, Omset Bakpia Yogyakarta Tinggal 20 Persen Foto: Getty Images/iStockphoto

"Seperti salat Idul Fitri kemarin karyawan saya minta salat di sini. Kemudian, untuk karyawan yang sakit, harus langsung ke dokter setelah itu isolasi mandiri di rumah. Biaya kantor yang nanggung," jelas, pengusaha keturunan yang menjadi mualaf ini.

Ketua Koperasi Perajin Bakpia Sumekar Sumiati mengaku selama setelah ada larangan mudik tersebut, otomatis anggotanya mereka minta menghentikan produksi. Karena serapan pasar tidak ada.

"Kalau tidak ada yang datang ke Yogya siapa yang mau beli. Kami ini kan mengandalkan orang yang datang dan keluar DIY. Wong namanya oleh-oleh," tegasnya.




(raf/odi)

Hide Ads