Idul Fitri identik dengan ketupat. Semakin dekat hari raya, semakin menjamur juga para penjual kulit ketupat. Tetapi lebaran kali ini penjualan lesu.
Seperti pantauan detikcom (12/5) yang terlihat di Pasar Kolombo, Condongcatur, Depok, Sleman. Pada H-1 lebaran ini, jalan di depan Pasar Kolombo dipenuhi penjual kulit ketupat.
Andi Waskito (31) warga Jatinom, Klaten, salah satunya. Ia sudah mulai berjualan sejak Senin (11/5) atau H-1 lebaran. Hanya saja, diakui Andi penjualan kulit ketupat tahun ini lesu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini turun drastis. Masalahnya ada COVID-19 trus tidak boleh mudik juga," kata Andi kepada wartawan saat ditemui di lapak jualannya, Selasa (12/5/2021).
![]() |
Ia menceritakan, tahun lalu omzetnya bisa mencapai Rp 3 juta hanya dalam waktu 2 hari berjualan. Kini turun separuh.
"Tahun lalu malah mbludak. Paling dapat Rp 2,5-3 juta selama 2 hari. Tahun ini, Rp 1 juta paling 2 hari," sebutnya.
Demi bisa balik modal, ia rela menurunkan harga jual kulit ketupatnya. Tak tanggung-tanggung, harga jual kulit ketupat per 10 biji dibanderol Rp 15 ribu.
"Tahun lalu jual per 10 biji itu Rp 25-30 ribu. Sekarang Rp 15 ribu per 10 biji. Tahun ini untungnya paling hanya sedikit," kata Andi yang sudah berjualan kulit ketupat sejak 5 tahun yang lalu.
![]() |
Nasib serupa juga dialami penjual kulit ketupat lain, Jumino (41) warga Sleman. Tahun lalu, ia bisa menjual sekitar 1.500 biji kulit ketupat. "Saat ini dalam 2 hari saja belum sampai 800 biji yang terjual," kata Jumino.
Menurutnya, penurunan penjualan kulit ketupat bukan hanya karena virus COVID-19. Namun, ia melihat saat ini banyak orang yang berjualan kulit ketupat.
"Banyak yang jualan, sementara yang beli sedikit. Jadi memang ada penurunan," jelasnya.
![]() |
Kendati demikian, ia tidak terlalu ambil pusing. Sebab, setidaknya masih ada keuntungan yang didapat dari jualan kulit ketupat.
"Tahun ini masih dapat keuntungan. Cuma untungnya hanya sedikit," pungkasnya.