Empuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan Kelapa

Empuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan Kelapa

Charolin Pebrianti - detikFood
Senin, 03 Mei 2021 14:30 WIB
Empuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan Kelapa
Foto: Charolin Pebrianti/detikcom
Ponorogo -

Serabi enak tak hanya ada di Solo dan Bandung saja. Serabi khas Ponorogo ini tak kalah lezat dengan topping parutan kelapa muda. Rasanya empuk gurih!

Serabi, kue bulat berwarna putih dengan cita rasa gurih ternyata masih banyak diminati. Meski proses pembuatannya masih tradisional dengan kereweng dan api kayu bakar, penggemar serabi tak pernah surut.

Penjual kue serabi di Ponorogo, Endang Papik mengatakan profesi ini sudah dia geluti sejak 20 tahun lalu. Dia merupakan generasi kelima.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rasanya disini gurih, kalau digulung langsung kepotek. Beda dengan serabi lainnya yang cenderung manis dan lembek," tutur Endang kepada detikcom, Minggu (2/5/2021).

Empuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan KelapaEmpuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan Kelapa Foto: Charolin Pebrianti/detikcom

Saat ditanya resep, Endang menambahkan hanya memakai bahan tepung beras, kelapa parut dan garam. Serabi buatannya pun memiliki cita rasa asin dan gurih.

ADVERTISEMENT

"Kalau serabi ini kesat, kalau serabi Solo lembek," jelas Endang. Perbedaan lain serabi khas Ponorogo dengan serabi dari kota lain adalah pendampingnya kuah santan dan gula. Atau topping parutan kelapa muda yang gurih.

Menurutnya, dalam sehari dia mampu menghabiskan 20 liter atau sekitar 40 adonan. Untuk satu porsi serabi dibanderol Rp 5 ribu berisi 5 potong kue. Omzet per hari Endang mengaku mengantongi Rp 1,2 juta.

"Sehari bisa 1.000 potong kue terjual," ujar Endang.

Empuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan KelapaEmpuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan Kelapa Foto: Charolin Pebrianti/detikcom

Lokasi jualan Endang berada di Kerun Ayu, Desa Ploso Jenar, Kecamatan Kauman. Disini lokasi strategis. Sebab, merupakan jalan penghubung antara jalur Ponorogo dengan Wonogiri.

Namun sejak kabar mudik dilarang, Endang mengaku was-was. Pasalnya, momen mudik jadi satu-satunya pengharapan dia untuk meraup keuntungan lebih.

"Biasanya banyak orang luar kota mampir kesini untuk beli oleh-oleh. Tapi sejak adanya larangan mudik, ya bisa dipastikan jualan saya tidak akan sebanyak dulu," kata Endang.

Wanita berumur 40 tahun ini mengaku saat bulan Ramadan membuka warungnya pada siang hari sampai maghrib. Namun jika di luar bulan puasa buka dari pagi sampai sore.

"Nanti hari raya kedua saya biasanya sudah buka lagi," papar Endang.

Empuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan KelapaEmpuk Gurih Serabi Khas Ponorogo dengan Topping Parutan Kelapa Foto: Charolin Pebrianti/detikcom

Ibu delapan orang anak ini terlihat cekatan saat memasak kue serabi. Mulai dari mengambil adonan kue dan ditaruh di atas kereweng atau wajan dari tanah liat. Proses memasaknya pun masih menggunakan kayu bakar.

Selang beberapa saat, kue serabi pun matang. Kemudian diangkat dan disajikan lengkap dengan topping parutan kelapa. Perpaduan rasa gurih dan asin semakin menggoyang lidah para penikmatnya. Harganya yang terjangkau membuat jajanan satu ini diminati masyarakat.

(adr/adr)

Hide Ads