Kuliner Betawi yang terus beradaptasi dengan perkembangan masyarakatnya. Dalam sejarah terjejak mengadaptasi kuliner China, Arab hingga India.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak daerah dari Sabang hingga Merauke. Maka tak heran Indonesia memiliki banyak kuliner yang khas dari setiap daerah, termasuk dari tanah Betawi.
Kuliner khas Betawi memiliki cerita panjang dalam perkembangannya sejak zaman pra kemerdekaan hingga sampai saat ini. Hal tersebut dibahas dalam sebuah webinar bertajuk 'Kelir Betawi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga : Viral Soto Betawi Dijual Rp 160 Ribu di Jepang, Ini Kata Pihak Resto
![]() |
Webinar tersebut diadakan oleh Aksara Pangan yang bekerja sama Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, dan Lembaga Kebudayaan Betawi (28/04). Ada beberapa narasumber yang dihadirkan, salah satunya Yahya Andi Saputra dari Lembaga Kebudayaan Betawi.
Menurut Yahya Andi Saputra, kuliner Betawi para era pra kemerdekaan khususnya pada tahun 1916-1945, mengalami pengaruh dari kuliner negara lain. Seperti India, Tionghoa, Korea, Belanda, Inggris hingga Portugis.
Misalnya pada kuliner Soto Betawi yang mendapat pengaruh dari India. Dalam proses pembuatannya, soto Betawi menggunakan ghee atau sejenis mentega dari India yang selalu dipakai untuk beberapa jenis makanan Asia,
![]() |
Sementara kuliner khas Betawi yang mendapat pengaruh dari China adalah asinan. Asinan sendiri terbuat dari aneka sayuran, tahu, kerupuk yang disiram dengan bumbu kacang dan gula merah.
Ada juga kuliner Betawi yang mendapat pengaruh dari Belanda, misalnya semur tahu, semur ayam atau semur jengkol. Kata semor sendiri diambil dari bahasa Belanda, yakni 'smoor' yang artinya memasak dengan api kecil.
Bukan hanya dari luar negeri, tetapi juga ada kuliner Betawi yang mendapat pengaruh dari daerah lokal. Seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan lainnya.
Yahya menyebutkan bahwa kuliner bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Betawi bukan hanya sekadar pemenuhan kebutuhan, tetapi juga dorongan agama, sosial, mistis, waktu, kondisi dan usia.
![]() |
"Misalnya ada sajian untuk lebaran, makanan untuk ritual tertentu. Kemudian ada makanan untuk anak kecil, untuk orang dewasa dan seterusnya. Dan inilah yang secara turun-temurun diwariskan sampai saat ini," ujar Yahya.
Beberapa kuliner khas Betawi yang populer disajikan saat lebaran ada mulai dari biji ketapang, akar kelapa, kembang goyang, lontong sayur, manisan kolang-kaling, tape uli dan masih banyak lagi.
Namun sayangnya, ada beberapa kuliner Betawi yang kurang populer sehingga dikhawatirkan punah begitu saja. Misalnya setup tape, bubur jali, bubur ase, sayur besan dan sayur sambel godog.
Padahal beberapa kuliner tersebut memiliki cerita menarik, baik soal sejarahnya, resepnya, makna penyajian serta keistimewaan lainnya.
Baca Juga : Makanan Autentik Betawi Hanya Ada di 5 Warung Makan Ini
(raf/odi)