Ngabuburit di Purbalingga kamu bisa menemukan menu Sekul Nyangku. Tampilannya yang terkesan unik dan tradisional membuat orang penasaran ingin menikmati olahan nasi di dalamnya.
Nasi dalam bahasa Jawa "sekul" yang dibungkus daun nyangku ini sekilas mirip nasi rames. Hal yang membedakan adalah pembungkusnya. Berbahan daun nyangku sejenis tanaman palem yang memiliki serat kuat. Daun nyangku yang dalam bahasa latinnya Molineria Capitulata ini banyak ditemukan di lereng Gunung Slamet.
Kuliner tradisional yang unik ini bisa kamu temui di Purbalingga, tepatnya di Jalan Kemuning Raya 22 Perumahan Griya Andi Kencana. Angkringan yang menjual menu itu adalah Angkringane Faiq.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekul nyangku merupakan menu nasi dengan lauk sederhana. Nasi yang dicetak persegi empat ditambah lauk sayur tempe, tumis pepaya muda atau pakis dan nanas muda, tahu, tempe, ikan asin, dan telor ayam yang direbus atau digoreng.
![]() |
Tak banyak lagi makanan yang dikemas dengan daun. Biasanya, makanan dikemas dengan daun pisang atau daun jati. Tapi pilihan penyajian nasi dikemas dengan daun nyangku jarang ditemui.
"Ternyata, daun nyangku masih ada di Desa Tangkisan Purbalingga. Saat berkunjung ke rumah saudara, saya melihat daun nyangku. Dulu waktu kecil, saya pernah makan nasi yang dibungkus daun nyangku. Aromanya jadi lebih nikmat," ungkap pemilik Angkringane Faiq, Wiwin Priyanti kepada detikcom di angkringannya Kamis, (23/4/2021)
Menikmati kuliner tradisional dengan masakan sederhana nan nikmat itu tidak harus menguras kantong. Satu porsinya pembeli dapat mendapatkan dengan harga Rp6.000.
"Di tengah kemajuan zaman, saat semua makanan dikemas dengan media berbahan baku plastik. Saya berpikir mencoba menggunakan daun yang dulu sempat populer pada saat saya kecil, ternya banyak yang suka," katanya
Wiwin mencoba menambahkan pilihan menu sekul nyangku berdampingan dengan nasi kucing dan aneka sate khas angkringan.
![]() |
"Ini menggugah kenangan. Kata ibu saya, dulu daun nyangku digunakan untuk membungkus oleh-oleh saat ada hajat besar atau sekadar bungkus bekal petani pergi ke sawah," jelasnya.
Saat ini penggunaan daun nyangku untuk membungkus makanan sudah jarang ditemui. Fungsinya saat ini sudah tergantikan dengan berbagai media yang sekilas lebih praktis.
"Dari segi fungsi, penggunaan daun nyangku bisa untuk membungkus makanan, justru lebih eco-friendly. Karena saat jadi limbah, daun akan terurai secara alami menjadi kompos dan tidak menyebabkan kerusakan alam," tambahnya.
Mengenai rasa sekul nyangku, penggunaan daun nyangku sebagai pembungkus makanan menambah cita rasa. Sebab aroma khas daun yang muncul menambah sedap rasanya.
"Soal masakan, jadi tambah nikmat, apalagi disajikan dengan wedang jahe panas," pungkas Wiwin.