Keraton Agung Sejagat yang sempat viral di medsos dan bikin heboh masyarakat. Kini mantan Punggawa Keraton itu berjualan bakso kerucut seperti tumpeng yang identik dengan tradisi keraton.
Pasangan suami istri Sarwono (53) dan Sri Wahyuni (52) yang dulu pernah menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat, kini mereka alih profesi dengan membuka warung bakso. Dengan harapan viral dan laris, mereka pun menamai bakso yang mereka jual dengan nama 'Bakso Kraton'.
Bentuk bakso buatan eks Punggawa Keraton Agung Sejagat itu tidak seperti bakso pada umumnya, melainkan berbentuk kerucut seperti tumpeng. Bentuk tersebut dipilih lantaran setiap kali ada ritual, keraton selalu menyiapkan tumpeng nasi yang berbentuk kerucut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Karena keterpurukan, karena kejadian kemarin terus nganggur otomatis, terus buka ini (warung bakso). Karena terinspirasi dari Keraton Agung Sejagat jadi viral mendunia, makanya saya pakai nama kraton biar viral. Bedanya kalau bakso kraton itu kan identik dengan bentuk tumpeng atau kerucut karena namanya keraton itu kan identik dengan tumpengannya," kata Sarwono saat ditemui detikcom di warung baksonya, Sabtu (27/3/2021).
Warung bakso yang buka setiap hari sejak pukul 10.00 wib hingga 22.00 wib tersebut berdiri tepat di sebelah barat daya Keraton Agung Sejagat. Bakso Kraton spesial berbentuk kerucut memiliki beberapa varian isi seperti daging, telur ayam utuh atau sambal dan dilengkapi dengan koyor yang membuat rasa semakin nikmat dan mantap. Selain bakso, Sarwono juga menyediakan mie ayam.
"Yang dijual selain bakso ada mie ayam. Mie ayam harga Rp 8 ribu, bakso biasa Rp 12 ribu sedangkan bakso kraton yang berbentuk kerucut harganya Rp 17 ribu per porsi," imbuhnya.
![]() |
Meski baru buka sejak 4 bulan lalu, para pelanggan yang datang tak hanya dari Kabupaten Purworejo tapi juga berasal dari luar kota. Ia berharap baksonya bisa laris manis dan petilasan Keraton Agung Sejagat bisa dibuka secara resmi oleh pemerintah sebagai obyek wisata.
"Pembelinya ya dari macam-macam, ada yang dari Klaten, Jakarta juga ada. Mereka sekalian lihat petilasan keraton. Harapan saya supaya jualan lancar laris terus dan petilasan ini harapannya ada pengembangan oleh pemerintah bisa dijadikan destinasi wisata," lanjutnya.
Sementara itu, salah satu pelanggan, Rini Rahayu (40) mengaku telah beberapa kali mampir untuk menikmati Bakso Kraton. Selain bentuknya yang unik dan bikin penasaran, rasa bakso daging sapi itu juga enak.
"Memang sengaja ke sini, bahkan sudah beberapa kali. Baksonya enak, kenyal dan harganya terjangkau," ucap Rini.
![]() |
Diketahui, Keraton Agung Sejagat yang terletak di Desa Pogung Jurutengah, RT 03/ RW 01, Kecamatan Bayan. Berdiri di sebuah kebun seluas kurang-lebih 1.400 meter persegi dan mempunyai kelengkapan bak keraton pada umumnya. Ada benteng pertahanan dengan bahan hebel atau bata ringan setinggi sekitar 1,5 meter mengelilingi kompleks keraton.
Di sisi sebelah utara terdapat sendang atau pemandian seluas 15 meter persegi, sedangkan di sisi tenggara pelataran ada batu prasasti berdiameter 3 meter. Sementara itu, di pelataran terdapat rangka bangunan yang diperkirakan akan dijadikan pendapa.
Bangunan utama Keraton Agung Sejagat yang berbentuk aula didirikan di sisi selatan kompleks. Di bangunan berukuran 5x10 meter itulah sang raja Toto Santoso (42) dan Ratu Fanni Aminadia (41) membangun singgasana. Pasangan yang mengaku suami istri itu kemudian mendeklarasikan keberadaan keraton itu pada Jumat (10/1/2020).
Kemunculan kerajaan baru itu membuat geger warga sekitar bahkan viral di media sosial. Namun, keberadaan kerajaan tersebut akhirnya justru meresahkan warga karena aktivitas di dalamnya dianggap menyimpang hingga akhirnya polisi dan Pemkab menutup bangunan kerajaan tersebut. Meski baru seumur jagung, akhirnya kerajaan yang didirikan Toto itu pun runtuh seketika.
(raf/odi)