Banyak jenis soto populer di wilayah Yogyakarta. Setiap tempat punya ciri khas racikan yang unik sekaligus enak. Seperti soto empal kerbau ini.
Di salah satu daerah pinggiran Sleman tepatnya di Jalan Kenanga II No.66, Juwangen, Purwomartani, Kalasan, Sleman ada satu warung soto yang patut dicoba. Namanya Warung Soto Empal Kenanga.
Adalah pasangan suami istri Tedi Wintoko dan Endah Cahyaningrum, warga Kalasan Sleman yang membuka warung itu. Lokasinya tak jauh dari Candi Sambisari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada cita rasa nostalgia dalam semangkuk soto yang mereka sajikan. Resepnya berasal dari nenek mereka. Keunikan lain, soto yang mereka sajikan menggunakan empal kerbau. Selain ada empal sapi dan olahan ayam.
![]() |
"Kerbaunya dari India. Empal kerbau India memiliki tekstur dan serat yang lebih besar dan lembut dibanding daging sapi serta hampir tidak ada lemaknya," ujar Tedi Wintoko, pemilik Soto Empal Kenanga kepada wartawan, Kamis (4/3/2021).
Tedi memakai daging olahan kerbau untuk sotonya itu, karena terinspirasi dari perjalanan neneknya yang juga membuka warung soto khas Yogya di Musi Rawas, Sumatra Selatan pada pertengahan tahun 1936 silam.
Nenek Tedi yang asli Yogya saat itu mengikuti suaminya yang merupakan kakek Tedi, bekerja di perkebunan kopi milik Belanda di kawasan itu. Di Sumatra itu, nenek Tedy membuka warung yang dikenal dengan Soto Jogja dan Empal Bacem Jogjanan.
![]() |
"Soto nenek saat itu menggunakan empal kerbau, mungkin karena terpengaruh kuliner di Sumatra saat itu yang banyak menggunakan daging kerbau," bebernya.
Menurut cerita sang nenek, hampir tidak ada ternak sapi sehingga yang digunakan daging kerbau. Resep soto nenek itulah yang diturunkan pada ibu Tedi dan menjadi inspirasinya untuk menu andalan soto di warungnya.
"Dengan empal kerbau ini mungkin bisa dibilang, membawa pulang Soto Jogjanan nenek ke Yogya, karena sejak pindah ke Sumatra tahun 1936 itu, nenek tak pernah pulang," kenangnya.
![]() |
Yang juga membedakan soto racikan Tedi dengan soto lainnya yakni dari kuahnya. Soto empal racikan Tedi memiliki kuah bening dan rasanya ringan.
"Semua bumbu tidak ada yang ditumbuk atau blender, tapi dipotong sehingga kuah tetap dijaga bening," ujar Tedi.
Pelanggan juga bakal betah berlama-lama di warung soto ini. Suasananya yang langsung menghadap hamparan sawah nan sejuk dan udara segar pedesaan.
![]() |
Sajian soto di warungnya menyajikan nasi terpisah dibungkus daun pisang. Mirip sajian nasi kucing di angkringan, hanya saja tanpa lauk.
Pengunjung yang datang juga melayani sendiri menu pilihannya. Mulai dari mengambil porsi nasi yang diinginkan, memilih lauknya mulai dari empal daging kerbau, daging sapi, babat hingga bermacam gorengan seperti tahu dan tempe mendoan.
Harga yang ditawarkan pun cukup enteng. Untuk satu porsi soto hanya Rp 10 ribu per mangkuk sudah lengkap dengan dengan suwiran ayamnya dan aneka sayuran segar. Sedangkan untuk empal kerbau, sapi, juga babat Rp 25 ribu per porsinya.
Jika pagi-pagi sedang olahraga gowes ke arah Candi Prambanan, Ratu Boko, atau Candi Sambisari, pengunjung bisa mampir di warung yang beroperasi mulai pukul 06.00 -16.00 WIB itu.
(yms/odi)