Pandemi virus Corona menginspirasi orang untuk membuat bubur bakar Corona di Kudus. Seperti apa rasa bubur corona yang hangat mengepul ini?
Jangan salah persepsi dulu. Bubur bakar corona bukan makanan yang mengandung virus Corona. Namun hanya sebuah nama saja dan tentunya bubur bakar Corona memiliki rasa yang berbeda. Bahkan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit meriang hingga batuk dan pilek.
Warung bubur bakar corona terletak di Jalan Mulya, Getas Pejaten Kecamatan Jati, Kudus. Lokasi terbilang strategis karena berada di kompleks kuliner timur DPRD Kudus. Dari pusat Kota Kudus berjarak 2,4 kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemilik usaha bubur bakar corona, Chafid Nugroho (37) mengatakan bahwa nama bubur bakar corona berawal dari namanya sendiri Chafid. Karena kondisi saat ini musim pandemi maka nama Chafid diplesetkan menjadi COVID dan dikenal nama corona.
"Itu nama saya, nama saya kan Chafid berhubung masa gini sekalian saja diplesetkan jadi COVID. Jadi bubur bakar corona atau bang COVID itu," kata Chafid kepada detikcom saat ditemui di warungnya, Selasa (22/12/2020).
Menurut Chafid nama corona atau bang COVID tidak lantas memberikan kesan seram atau menakutkan. Justru menurutnya nama tersebut memberikan keunikan dan daya tarik sendiri. Nama bubur bakar Corona menjadi daya tarik pengunjung untuk mencicipi bubur tersebut.
"Ya justru uniknya di situ, orang kok namanya corona tidak hanya virus. Anak-anak yang takut, ini nama saya gitu tidak usah takut. Biasanya anak-anak," sambung Bang Chafid.
Chafid mengatakan bubur bakar corona berbeda dengan bubur pada umumnya. Karena kuah bubur terdapat rempah- rempah yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas.
"Cuman kalau saya boleh bilang bubur bakar tidak jamin mencegah corona sih nggak ya. Cuman ibaratnya sekedar meriang apa flu pilek insya Allah bisa mengobati malahan," ujarnya.
![]() |
Belum lagi bubur bakar corona disajikan pada cobek terbuat dari tanah liat. Sehingga hawa panas dan aroma khas terdapat pada bubur bakar Corona itu. Kemudian bubur bakar corona terdapat sejumlah toping yang mempercantik makanan. Seperti kacang, wortel, hingga potongan daging ayam.
"Ini kan bubur bakar kan semacam bubur ayam, tapi penyajiannya di atas cobek yang dibakar langsung. Jadi panasnya itu awet tahan lama dan dimakan bikin kemringet (berkeringat). Banyak yang bilang flu pilek makan ini saja," ujar Chafid.
"Bubur nasi, cuman pakai kuah, kuahnya yang bikin mas Hendi, topping-nya itu ada wortel, jagung, dan suwiran daging ayam. Terus kacang goreng. Bumbunya pakai rempah-rempah, kan bisa menghangatkan tubuh," sambung dia.
Chafid menjelaskan warung bubur bakar corona mulai buka sejak 12 Oktober 2020 lalu. Namun sempat tidak buka lagi karena tidak ada yang masak. Kini warung tersebut kembali buka dengan menu jajanan yang lain juga.
Warung tersebut buka setiap hari kecuali hari Jumat. Warung bubur bakar corona buka mulai pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB. Setiap hari bubur bakar corona laku rata-rata 10 porsi. Selain bubur bakar di warung itu terdapat menu lain, seperti mi rebus hingga aneka telur dan minuman.
![]() |
"Buka baru 12 Oktober 2020 kemarin. Kalau buka hari setiap hari liburnya hari Jumat. Mulai pukul 11.00 WIB siang sampai tutupnya 21.00 WIB malam. Harganya Rp 10 ribu satu porsi, pembeli ya kadang teman, ada juga pasien ke sini coba-coba. Kebetulan pengen tahu itu apa. Mampir ke sini. Sehari sementara masih baru buka paling sehari 10 porsi dulu," jelas Chafid.
Sementara itu Diah, salah satu pembeli mengaku penasaran dengan bubur bakar corona. Terlebih namanya begitu seram, karena identik dengan nama virus Corona. Namun setelah dicoba bubur bakar Corona memiliki rasa yang enak. Menurutnya rasa kuah terasa rempah-rempah dan ditambah hawa panas bubur tersebut.
"Ini ke sini penasaran pertama karena namanya kok Corona. Tapi setelah dirasakan rasanya enak, kuahnya rasa rempah menyentuh di lidah. Terus ini karena ditaruh di cobek panasnya awet banget," kata Diah.
(dvs/odi)