Pisang memang selalu jadi camilan favorit. Seperti pisang epe khas Makassar. Kini pisang epe tampil dengan rasa kekinian yang lebih menarik selera.
Di Makassar sendiri pisang digunakan berbagai olahan dan makanan tradisional, seperti pisang epe. Namun kini memiliki pesaing baru berupa pisang goreng peppe atau pisang goreng gepeng.
Berbeda dengan pisang epe yang dibakar kemudian dipipihkan menggunakan alat agar gepeng. Pisang peppe mengunakan sebuah batu kemudian ditumbuk hingga hancur dan gepeng kemudian digoreng agar rasanya renyah dan garing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk menikmati pisang peppe ini, berbeda dengan pisang epe yang mengunakan toping keju, coklat dan gula merah. Pisang Peppe dimakan mengunakan cabe atau lombok tumis pedas. Tak nikmat rasanya jika pisang di Makassar dimakan tanpa mengunakan lombok tumis.
Pisang peppe karya Rich Banana ini dirintis oleh seorang bapak bernama Ade Firmansyah (42). Awalnya ia merintis usaha pisang sejak tahun 2018 karena anak yang kerap makan buah pisang. Ia kemudian mengolah pisang dengan berbagai macam cara ditambah varian rasa topping.
Anaknya yang mencicipi kemudian menyebut pisang buatan sang ayah enak. Ia kemudian kembali membuat berbagai varian pisang seperti pisang kulit lumpia hingga pisang dibalut roti. Karena sangat disukai, Ade kemudian mengembangkan usaha miliknya dan menjualnya secara online.
"Jadi awal mula dari usaha yang dinamakan Rich Banana ini ketika keluarga dan itu anak kami suka makanan yang berbahan dasar pisang. Nah jadi kita coba-coba keluarga membuat olahan dasar pisang, tapi ini lain dari yang lain itu terbuat dari pada roti kemudian ada juga dari kulit lumpia dan ada juga dari pisang mentah yang diolah jadi pisang peppe. Awalnya dari situ bahwa anak kami menyukai olahan bahan dasar pisang kita coba-coba kepada keluarga teman di kantor Alhamdulillah banyak yang menyukai," kata Ade Firmansya ditemui di Jalan Todopuli Makassar, Senin (23/11/2020).
Adek menjelaskan usaha Rich Banana miliknya sempat mengalami penurunan akibat pendemi COVID 19, namun semangat tak surut. Ia tetap berjualan dengan sistem jemput bola. Usaha ini juga bahkan mengunakan mitra ojek online agar lebih berkembang.
"Rich Banana ini UMKM, Alhamdulillah masih bisa bertahan kita menggunakan jemput bola dan memberikan pelayanan kepada tetangga untuk bisa agar olahan kami tersebar anak ini bisa lebih melalui ojol ada go-jek dan grab," jelasnya.
Lebih lanjut Ade mengatakan saat ini usaha pisang miliknya sudah mulai kembali pulih. Penerapan protokol kesehatan menjadi hal utama agar usahanya disukai masyrakat.
"Ya alhamdulillah untuk usaha kami itu bisa bertahan tetapi memang ada penurunan tetapi kita sebagai manusia tetap harus berusaha Di tengah pandemi COVID ini tidak boleh diam saya tapi harus mencoba membuat olahan bisa disukai oleh masyarakat Makassar," terangnya.
Sementara itu, salah seorang pelanggan, Adinda mengatakan ia salah satu penyuka makanan olahan pisang. Ia menyebut dalam membeli makanan lebih memilih tempat di tengah pendemi COVID 19.
![]() |
"Iya saya sering beli, karena pisangnya beda dari yang lain. Iya kan belum tentu tempatnya bersih dan kita memilih beli juga di tengah pandemi COVID begini," tutupnya.
Untuk satu box pisang peppe milik Ade Firmansyah hanya dijual Rp 20.000. Sementara olahan pisang roti dan lumpia berkisar Rp 30.000 hingga Rp 35.000 tergantung jenis dan rasa topping yang diinginkan.
(dvs/odi)