Tak Takut Sepi, Penjual Pecel di Blitar Tolak Pembeli Bersuhu Badan Tinggi

Tak Takut Sepi, Penjual Pecel di Blitar Tolak Pembeli Bersuhu Badan Tinggi

Erliana Riady - detikFood
Senin, 03 Agu 2020 10:45 WIB
Penjual Pencel di Blitar
Foto: detikFood/ Erliana Riady
Blitar -

Protokol kesehatan dipatuhi sebuah warung pecel di Blitar. Semua pegawainya memakai masker dan face shield. Mereka berani menolak pembeli dengan suhu badan tinggi.

Kebiasaan baru yang patut ditiru itu dilakukan warung pecel Ndower. Lokasinya di Jalan Irian Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Warung ini selalu ramai pembeli sejak awal buka sekitar pukul 06.00 WIB sampai habis dagangannya.

Namun jangan kaget dan harap maklum. Semua pembeli wajib diperiksa suhu tubuhnya memakai thermo gun. Begitu terdeteksi suhu tubuh tinggi, dengan sopan pegawai warung akan meminta mundur dan disediakan tempat duduk di luar warung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjual Pencel di BlitarPenjual Pencel di Blitar Foto: detikFood/ Erliana Riady

"Iya, cara ini mulai kami pakai sejak ada corona. Takut juga kami kalau bercampur dengan pembeli yang suhu badannya tinggi. Kami yang di dalam warung jumlahnya lebih banyak. Jadi kami mohon maklum, kalau pembeli yang suhunya tinggi kami beri duduk di luar," kata pemilik warung Ndower, Jiono kepada detikcom, Senin (3/8/2020).

Tak hanya itu. Jiono juga meminta pegawainya menolak calon pembeli yang tidak memakai masker. Pria 53 tahun itu menilai, lebih baik dirinya menerapkan disiplin protokol kesehatan corona daripada harus menutup terus warungnya. Apa tidak takut warungnya sepi dengan cara itu?

ADVERTISEMENT

"Sama sekali tidak. Karena yang baik harus kita jaga. Justru pelanggan banyak yang suka dengan cara yang saya pakai sekarang ini. Mereka jadi lebih nyaman makan di sini bersama keluarganya," tandasnya.

Penjual Pencel di BlitarPenjual Pencel di Blitar Foto: detikFood/ Erliana Riady

Jiono mengaku, pandemi corona memang mempengaruhi usaha kulinernya. Bahkan di awal wabah, warung pecelnya sempat tutup selama 12 hari. Jiono merasa takut sendiri jika dia atau warungnya menjadi klaster baru penularan virus Corona.

"Setelah saya ikuti berita TV, banyak membaca berita online, lalu saya membeli APD untuk semua pegawai. Kemudian izin ke polsek apakah boleh buka dan mereka mengizinkannya. Bagi saya, semua harus tetap berjalan. Namun adab kebiasaan baru memang harus tertib kita laksanakan. Biar semua sehat dan selamat," pungkasnya.




(sob/odi)

Hide Ads