KBRI Wellington Selandia Baru mengundang para duta besar (dubes) ASEAN belajar bikin kopi Indonesia. Mereka dipandu barista berpengalaman.
Kopi Indonesia adalah komoditas istimewa yang bisa menjadi alat diplomasi untuk dunia. Karenanya dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya memilih kopi sebagai sarana memperkenalkan Indonesia lebih jauh.
Jumat malam (10/7), KBRI Wellington mengundang para Duta Besar negara-negara ASEAN dan pasangannya yang tergabung dalam ASEAN Ladies Circle (ALC) in Wellington untuk belajar membuat kopi dari Jaya Argakusuma, seorang barista profesional berkewarganegaraan Indonesia. Ia memperkenalkan biji kopi dari Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ini benar-benar malam yang menyenangkan untuk memperkenalkan kopi Indonesia dan terlaksana berkat kerjasama dengan ALC" jelas Tantowi Yahya.
Baa Juga: Kesaksian Tantowi Soal Sukses Penanganan Pandemi di Negeri Kiwi
Sebelumnya KBRI Wellington telah secara rutin mengadakan pelatihan barista kepada masyarakat umum setiap hari Jumat, yang selalu dihadiri mahasiswa dan diaspora Indonesia di Wellington dari beragam usia dan latar belakang.
Namun kali ini pelatihan barista sekaligus promosi kopi Indonesia dilakukan kepada kalangan diplomatik. Duta Besar Singapura, Malaysia, dan Thailand beserta pasangan masing-masing, beberapa staff diplomatnya dan perwakilan dari masyarakat Filipina serius mempelajari seluk beluk "perkopian".
![]() |
Mereka semangat belajar membuat minuman kopi seperti Americano sampai flat white, menghias, hingga menyajikan kopi yang menarik untuk sampai ke tangan konsumen. Bikin kopi benar-benar dibuat mudah dan menyenangkan.
Belajar semakin seru karena para tamu juga diundang untuk bernyanyi karaoke. Dimulai oleh Dubes Tantowi dengan beberapa lagu sebagai pemanas suasana, para tamu undangan antusias namun ada pula yang malu-malu ketika diminta naik panggung untuk sumbang suara dan lagu.
KBRI Wellington merencanakan agar "Karaoke Night" ini dilakukan secara rutin setiap bulan di akhir pekan yang bukan saja dihadiri oleh para diplomat tapi juga pejabat pemerintah, anggota parlemen dan kalangan pengusaha di Wellington.
![]() |
Terkait kopi, sebelumnya Tantowi Yahya juga menggelar beberapa coffee talk untuk membahas seputar kopi Indonesia. Salah satunya pamor kopi luwak di Selandia Baru yang dibeberkan Jason Hall, pemilik Ripe Coffee Roasters yang juga importir kopi Indonesia.
Ia mengatakan kopi luwak kurang dinikmati karena harganya yang mahal. Mulai dari NZD 25 (Rp 227 ribu) per cangkir, sangat jauh dengan harga kopi biasa yang hanya NZD 6 (Rp 54 ribu).
Baca Juga: Mahal, Kopi Luwak Kurang Diminati di Selandia Baru
(adr/adr)