Tukiman dan Samijem Peracik Es Teler Pertama di Indonesia

Segelas es teler kini bisa dengan mudah ditemui di banyak tempat. Tapi siapa sangka, es manis dan segar ini ternyata ditemukan secara tidak sengaja.

Belum banyak yang tahu kalau penemu es teler pertama di Indonesia adalah orang asli Solo. Penggemar es teler harus berterima kasih pada pasangan suami istri Tukiman Darmowiyono dan Samijem Darmowiyono. Dua orang inilah yang meracik es teler untuk pertama kalinya di Indonesia.

Perjalanan panjang sejarah es teler memang menarik untuk dikulik. Demi menelusuri sejarah es teler, detikFood sengaja menyambangi kedai Es Teler Sari Mulia Asli yang berlokasi di kawasan Metropole, Megaria, Cikini. Di sini kami bertemu Siswadi, pria yang dipercaya oleh keluarga Tukiman dan Samijem untuk mengurus bisnis es teler legendaris ini.

Kepada kami, pria ramah yang akrab disapa Sis ini membeberkan sejarah panjang tentang es teler. Tahun 1967, pasangan Tukiman dan Samijem datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Awalnya pasangan ini bekerja serabutan.

Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Baca juga : Slurp! Segar Manis, Es Teler Medan yang Legendaris Cocok Buat Menu Berbuka

Berjualan rokok, jamu, bakso hingga siomay pernah dilakoni pasangan ini. Samijem yang kala itu masih muda setiap paginya berjualan jamu di samping gerobak rokok milik sang suami di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta Pusat.

Satu hari Samijem bermimpi, ada yang menyarankan ia untuk berjualan yang segar-segar. "Awalnya ibu Hajah mimpi disuruh jualan yang segar-segar. Jadilah habis pagi jualan jamu, siangnya jualan es campur, pakai meja kecil waktu itu," beber Sis.

Tak disangka ternyata es campur buatan Samijem ini laris manis. Pembelinya datang dari berbagai kalangan namun kala itu yang paling banyak membeli adalah para mahasiswa. Saat itu Samijem belum menjual es teler.

Munculnya es teler baru sekitar tahun 1976 dimana ada mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang membeli es campur hanya dengan isian alpukat, nangka dan kelapa muda. Ternyata racikan ini begitu disukai.

Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Nama es teler pun diberikan oleh sang mahasiswa. "Jadi mahasiswa ini bilang, sudah Bu diberi nama es teler saja. Sekali sedot langsung teler saking enaknya," lanjut Sis, menirukan ucapan sang mahasiswa.

Sejak saat itulah dagangan es campur Samijem lebih populer dikenal sebagai es teler. Perlahan, pembeli es teler semakin meningkat hingga akhirnya Samijem hanya fokus berjualan es teler.

Racikan es teler buatan Samijem ini kemudian menjadi primadona di Jakarta. Banyak orang berbondong-bondong untuk membeli dan mencicip es teler.

Segelas es teler Sari Mulia Asli ini terdiri dari campuran alpukat yang sudah dilumatkan, nangka, kelapa muda, air gula, susu kental manis dan es batu. Terkesan sederhana memang tapi menurut Sis, ada rahasia kelezatan yang bikin orang selalu rindu es teler.

"Iya memang campurannya sederhana. Tapi kita yang membuat enak itu sirup gulanya. Gulanya itu berbeda, gula asli tapi kita ada trik khusus, ada bahan yang jadi rahasia supaya manisnya enak," ungkap Sis diselingi tawa.

Membludaknya pembeli es teler Sari Mulia Asli ini kemudian membuat keluarga Samijem ingin mematenkan merek dagangnya. Meski sudah mendapatkan hak paten untuk nama es teler tapi Samijem tak ambil pusing jika para pedagang lain menggunakan nama es teler.

Foto: Devi S. Lestari/detikFood

Baca juga : Manis Segar Es Campur yang Masih Eksis dan Disukai Milenial

"Hak paten es teler memang punya kami, punya Sari Mulia Asli. Sebenarnya tidak boleh ada yang pakai nama es teler tapi kata Ibu (Samijem) tidak apa-apa, rezeki sudah ada yang mengatur," ungkap Sis.

Meski demikian, Sari Mulia Asli tetap memasang tanda kalau disinilah es teler pertama kali dibuat. Tandanya adalah kalimat "Es Teler Pertama di Indonesia." Dan uniknya, meskipun sudah legendaris, Es Teler Sari Mulia Asli tidak membuka cabang di manapun.