Misalnya ayam goreng. Di Yogyakarta ada ayam goreng yang sudah berdiri sejak tahun 1830 dan tahukah kamu kalau pelopor ayam geprek yang baru-baru ini jadi hype juga berasal dari Yogyakarta.
Selain itu, ada juga restoran ayam goreng yang menyajikan rasa kuliner ala masakan rumahan. Meski begitu, inovasi kuliner di Yogyakarta, terutama untuk sajian ayam goreng, tak pernah berhenti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayam Goreng Mbok Berek
Ayam Goreng Mbok Berek bisa jadi salah satu makanan ayam paling tua di Yogyakarta karena sudah ada sejak tahun 1830. Di tahun itu, restoran ini bahkan melayani Pangeran Diponegoro waktu berperang.
"Ini kan nama aslinya Ronodikromo. Kenapa muncul nama Mbok Berek ini juga? Ronodikromo ini dia berjualan ayam, dia menggendong anaknya sambil jualan, si anak kecil ini selalu nangis, bocah ko berak-berek, akhirnya munculah nama Mbok Berek itu," ucap Agus, Generasi ke-6 Mbok Berek, seperti dilansir Youtube Grab Indonesia Senin (30/12/2019).
Agus juga mengatakan awalnya tempat makan ini bukan menjual ayam goreng, tapi ayam bakar karena pada zaman itu masih belum ada minyak. Selain itu, Agus juga menyebut Ayam Goreng Mbok Berek merupakan pelopor kremesan dalam ayam goreng.
"Dari tahun 1830 sampai sekarang itu (rahasianya) karena konsisten rasa karena untuk bumbu sampai proses pembuatannya itu saya sendiri yang harus melakukan," ucap Agus.
"Kremesan baru muncul di generasi ketiga. jadi kremesan-kremesan yang ada sekarang, di mana-mana itu pelopornya adalah kami," imbuhnya.
Ayam Goreng Tojoyo
Sama halnya dengan Ayam Goreng Tojoyo. Untuk menjaga konsistensi rasa, Ayam Goreng Tojoyo memiliki timbangan, resep, dan bumbu sendiri untuk menyajikan ayam goreng ala masakan rumahan.
"Ini potongannya ada timbangan juga. Bumbunya seumpama satu paket, satu resepnya tuh 30 ekor gitu, jadi timbangannya harus sama," ucap Ita, pemilik Ayam Tojoyo 3.
Ayam Goreng Tojoyo yang sudah berdiri selama 30 tahun ini menyajikan ayam goreng yang dagingnya empuk, juicy, dan legit serta disajikan dengan sambel pedas manis.
Ayam Geprek Bu Rum
Inilah pencipta dan pelopor ayam geprek dari Yogyakarta sejak tahun 2003. Ruminah, pemilik Ayam Geprek Bu Rum menceritakan awalnya dirinya berjualan nasi soto dan lotek yang ada ayamnya.
"Kebetulan itu ada anak mahasiswa suruh bikin sambal bawang gitu, terus coba dicoba kasih ayamnya digeprek di cobeknya itu bikin sambal bawangnya," ucap Rum.
"Anak-anak pada lihat kayaknya enak gitu, itu apa? ayam gejrot. lama-lama kan ayam gejrot ini ya namanya kurang ini ya, terus, ya sudah dikasih ayam geprek aja gitu," imbuhnya.
Saat ini, Rum mengatakan pelanggannya banyak yang makan di tempat maupun pesan online lewat aplikasi GrabFood. "Makan di sini banyak, terus sekarang pesanan dari GrabFood itu juga banyak gitu setiap harinya," ucapnya.
Ayam Gepuk Pak Gembus
Jika kamu pencinta ayam goreng pedas, Ayam Gepuk Pak Gembus juga jadi salah satu rekomendasi. Pasalnya ayam goreng ini menyajikan sambal spesial di mana bukan cuma sambal bawang biasa melainkan ada kacang mete di dalamnya yang memberikan rasa gurih.
"Gepuk itu bahasa Jawa yang sebenarnya artinya dipukul-pukul, dihancurin tapi nggak terus hancur-hancur banget. Waktu itu kepingin belajar usaha kuliner, tapi jualan sambel tapi sambel ini belum pernah terjual di Indonesia," ucap Ridho, pemilik Ayam Gepuk Pak Gembus.
Menurut Ridho, ada perbedaan pencinta makanan pedas saat ini. Sejak adanya aplikasi pesan makanan, pencinta makanan pedas yang suka malu karena keringetan ketika makan di tempat, kini bisa memakannya di rumah.
"Kalau dulunya ya kan orang demen makan di tempat. Dengan adanya aplikasi online seperti Grab, mereka sangat terbantu, pengen makan ayam gepuk, kepingin pedes-pedesan ya kan tanpa malu harus keringetan di warung dilihatin orang, di rumah mungkin bisa keringetan makan dengan bebas," imbuhnya.
(akn/ega)