Subtitusi Protein Hewani ke Nabati, Ini yang Jadi Tantangannya

Subtitusi Protein Hewani ke Nabati, Ini yang Jadi Tantangannya

Uji Sukma Medianti - detikFood
Selasa, 10 Des 2019 22:05 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Belakangan ini, banyak anak muda yang menyadari pentingnya pola makan serta mengkonsumsi makanan sehat. Selain demi kesehatan diri masing-masing, kesadaran akan menjaga lingkungan untuk menyelamatkan bumi juga menjadi alasan para muda mudi mengurangi konsumsi daging.

Karena itu lah, tren plant-based food mulai populer. Plant-based food merupakan panganan pengganti daging yang menggunakan bahan dari tumbuh-tumbuhan atau nabati.


Head of Food Technology Indonesia Internasional Institute for Live Science i3L Iwan Surjawan mengatakan secara umum industri plant-based meat masih ada di tahap awal pertumbuhannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Situasi ini merupakan kesempatan yang luas bagi para entrepreneur dan industri pangan untuk mengeksplorasi teknologi dan pengembangan produk baru," jelasnya ditemui di Kampus i3L, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Head of Food Technology Indonesia Internasional Institute for Live Science i3L Iwan SurjawanHead of Food Technology Indonesia Internasional Institute for Live Science i3L Iwan Surjawan Foto: Uji Sukma Medianti

Untuk menentukan bentuk produk daru plant-based meat, ke depannya, diperlukan pengembangan produk yang terarah dan didukung oleh penelitian, analisa pasar dan hal-hal teknis yang teruji.

Adapun, tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan produk juga tidak mudah. "Bagaimana dapat membuat produk yang dapat diterima oleh konsumen dalam hal tekstur, rasa dan bentuknya," ungkapnya.


Di sisi lain masalah keterjangkauan harga juga jadi tantangan tersendiri. Saat ini pun, lanjut Iwan, sudah dapat ditemukan produk plant-based meat di pasar namun harganya masih di atas produk daging selain dari penyetaraan nilai nutrisinya dengan daging. Sebab produk yang tersedia sekarang masih impor.




(ujm/prf)

Hide Ads