Beragam jajan tradisional itu dikenal sebagai lenjongan. Salah satu penjual lenjongan, Rubinem (52) ada di Pasar Gede, Solo. Ada sekitar 10 macam makanan yang disiapkan, antara lain tiwul, gatot, sawut, ketan ireng, pisang ijo, cenil, jadah dan gethuk.
"Bahannya kebanyakan dari singkong. Kalau tiwul ini dari tepung singkong, lalu gatot, pisang ijo, gethuk ini dari singkong, lalu pati singkong untuk membuat cenil," kata Rubinem.
![]() |
Baca Juga : Hasil Kebun yang Diolah Sederhana, Bikin Kangen yang Menikmatinya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, cara pembuatan lenjongan cukup rumit karena dia harus mengolah beberapa jenis adonan yang berbeda. Adonan yang sudah jadi kemudian dikukus hingga matang.
![]() |
"Sore gitu suami saya sudah mulai menyiapkan adonan. Pagi bangun jam tiga, menyelesaikan makanan lalu berangkat ke pasar," ujar warga Bekonang, Sukoharjo itu.
Lapak Rubinem buka pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. Namun tak jarang dia tutup pukul 17.00 WIB atau lebih jika ada pesanan.
![]() |
"Sering dapat pesanan dari hotel-hotel di Solo. Setiap hari pasti ada, paling tidak pesan satu tampah, harganya Rp 75 ribu," ujarnya.
Rubinem sudah 25 tahun berjualan lenjongan. Dia sebelumnya belajar dari ibunya yang dahulu berjualan lenjongan di Bekonang. Enaknya beli lenjongan di lapak bu Rubinem ini bisa pilih-pilih yang disukai. Taburan kelapa parut dan saus gula merah atau taburan gula pasir bisa jadi pelengkap jajanan enak murah ini.
Baca Juga : Kembang Goyang dan Akar Kelapa, Jajanan Kampung yang Jadi Ikon Betawi
(raf/odi)