Hal itu terlihat saat festival Kopi di Wisdom Park, kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) yang digelar Komunitas Kagama Ngopi (KKN), Sabtu (16/2/2019). Berbagai kopi dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan berbagai daerah di Indonesia lainnya dipajang di tempat itu.
![]() |
Baca Juga: Gaya Memasak Ayam Goreng Khas Jogja Dilestarikan oleh Mbok Sabar
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Turno salah satu petani kopi organik dari Pagentan Kabupaten Banjarnegara mengungkapkan dirinya bersama kelompoknya sudah mengembangkan tanaman kopi secara oragnik sejak 3 tahun lalu. Saat ini para petani sudah bisa merasakan hasilnya mulai panen hingga pemasaran.
"Sudah 3 tahun kami didampingi oleh UGM untuk mengembangkannya. Pada awalnya kami tidak percaya begitu saja, tapi saat ini sudah ada hasilnya dan terbukti baik," ungkap Turno.
Menurutnya beberapa petani di Banjarnegara selain di Pagentan seperti di Kali Bening, Wanayasa juga mulai ikut mengembangkan secara organik.
"Untuk bibit juga kami pilih sesuai kondisi tanahnya dan terus mendapatkan pendampingan," katanya.
Sementara itu Didit S, Munandar dari Stand Blendspot Coffee mengungkapkan mengenai perbedaan kopi Arabica dan Robusta.
![]() |
Selanjutnya Didit menjelaskan tentang berbagai proses pengolahan kopi tersebut di antaranya Natural, Honey, Semi Washed, Full Washed.
Selain berbagi pengetahuan acara ini juga mempertemukan para pecinta kopi, petani dan berbagai komunitas lainnya. Para pengunjung juga bisa mendapat 1 cup kopi siap minum yang disiapkan peserta festival.
"Kesannya ya seneng dapat kopi gratis," ujar Nuri, salah seorang pengunjung dari alumni UGM jurusan Biologi.
Baca Juga: Renyah Gurih Pecel Krokot Khas Umbul Brintik Klaten (sob/odi)