SIAL Interfood ini merupakan kolaborasi dengan berbagai organisasi dan asosiasi, para pakar, chef, praktisi di bidang kuliner serta gastronomi bertaraf nasional dan internasional.
Pameran yang berlangsung sejak 21-24 November 2018, ini dibuka mulai pukul 10.00-19.00. Pengunjung dapat melihat aneka produk makanan, minuman, bahan-bahan bakery, peralatan, serta teknologi industri makanan dan minuman baik dari lokal maupun mancanegara.
Pada 2017 lalu, pameran internasional makanan, minuman, HORECA, jasa boga, dan bakery ini sukses mengumpulkan lebih dari 900 peserta dari 33 negara dan 53 ribu pengunjung dari 49 negara. Dan pada SIAL Interfood 2018 ini hadir dengan lebih banyak peserta dan lebih banyak acara.
Chief Executive Officer PT Kristamedua Pratama Daud D. Salim mengatakan ada lebih dari 1.000 peserta dari mancanegara yang mewakili berbagai kategori produk dalam pameran tersebut.
"Gelaran SIAL Interfood ke-18 ini mengalami peningkatan 15 persen dari jumlah peserta dari 35 negara hampir 1.000 peserta. Selama 4 hari pameran ini banyak ada bisnis matching dan kita juga mengundang para pembeli asing beberapa dari eropa dan timur tengah," ujar Daud di sela-sela acara.
Selain pameran, berbagai program juga akan menambah kemeriahan pameran tersebut. Di antaranya adalah SIAL Innovations yaitu program acara yang memberikan penghargaan tertinggi kepada peserta atas inovasi terbaik untuk produk makanan dan industri pendukungnya, seperti pengemasan dan container.
Produk Pemenang SIAL Innovations akan dipertunjukkan dalam semua jaringan pameran SIAL Interfood di berbagai negara, seperti Perancis, Kanada, India, Tiongkok sampai Timur Tengah.
Selain itu ada berbagai macam perlombaan yang merupakan kerja sama dengan berbagai lembaga dan asosiasi seperti Pastry Bakery, dekorasi kue, kompetisi service rally, juggling dan bar speed dengan hadiah total lebih dari 100 juta, Interfood roasting competition (Siroc) yang berhadiah mesin roaster dan uang tunai.
" Terutama perlombaan yang paling menarik untuk tahun ini dan pertama kali di Indonesia adalah kompetisi menyeduh teh. Kita tahu biasanya kopi yang memang sudah menempati urutan ke-5 besar di dunia untuk kopi Indonesia. Tapi untuk teh sendiri, belum banyak yang tahu, maka di sini kita adakan," ujarnya.
![]() |
Selain itu ada juga La Cuisine Competition, yang merupakan kolaborasi dari World's Chef dan Associations of Culinary Proffesionals (ACP) sebagai ajang pertemuan para profesional dalam bidang jasa makanan. Para koki bertaraf internasional akan mendemonstrasikan keahliannya, sekaligus juga akan berlangsung kompetisi memasak para koki profesional dari berbagai negara.
"Untuk tahun ini cooking kompetisi ini mengalami peningkatan 80 persen. Tahun lalu chef yang berpartisipasi ada 312 chef dan sekarang ada 750 chef dan 10 persennya dari mancanegara," ujar Daud.
Daud menambahkan, kegitaan lomba ini sangat begitu penting, karena untuk menggairahkan para chef Indonesia untuk berkompetisi dengan chef Internasional.
"Karena mereka merupakan ujung tombak untuk mempromosikan makanan khas Indonesia," jelasnya.
Selain itu ada juga berbagai pameran pendukung, seperti Seafood Show Asia' yang diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan & Perikanan, Asosiasi Pengusaha Pengelolaan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia & Vietnam Association of Seafood Exporters & Producers (VASEP); "International Tea Expo"; "Cake Decorator Display" oleh Comexposium.
Tidak hanya pameran, berbagai seminar menarik diselenggarakan seperti "Seafood Trade & Indonesia Cold Chain Challenges" oleh Kementerian Kelautan & Perikanan, serta berbagai asosiasi. Ada juga seminar "Disruptive Innovation in Tea Bussiness", "Tea for Millenials", dan masih banyak kegiatan seminar lainnya yang bekerja sama dengan berbagai asosiasi.
Daud mengatakan target untuk transaksi selama 4 hari digelarnya pameran ini senilai Rp 2 triliun.
Sementara itu Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri menyampaikan apresiasi atas kegiatan pameran ini karena berhasil secara konsisten dalam perjalanannya untuk memajukan industri makanan dan minuman, khususnya restoran dan hotel yang langsung terkait dengan industri pariwisata.
"Wisata kuliner menempati porsi yang besar dalam portofolio Kemenpar, minimal 30% dari pengeluaran wisatawan mancanegara adalah untuk makanan dan minuman," ujar Ni Wayan, yang juga membuka acara SIAL Interfood 2018 ini.
Dengan adanya SIAL Interfood ini, Ni Wayan mengakui bahwa acara ini turut mendukung kemajuan pariwisata. Tidak hanya pad konten expo dan kompetisi yang dihadirkan, tapi juga dapat mendatangkan wisatawan mancanegara.
"Tadi juga disebutkan data yang menyatakan bahwa peserta mengalami peningkatan dari tahun ke tahu," ujarnya.
"Atas nama Kementerian Pariwisata, saya ucapkan selamat dan semoga sukses atas terselenggaranya SIAL Interfood 2018," pungkasnya.
Dalam pembukaannya, dihadiri pula oleh SIAL Group Director Nicholas Trentesaux, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi Lukman, Ketua Asosiasi Chef Profesional Chef Stefu Santoso, dan Chairiman of China Asean Business Vounvik Xu Ningning. (ega/odi)