Ditemui di Festival Citylink, Kota Bandung, belum lama ini, Ketua Kelompok Tani Kopi Gunung Puntang Aleh S (46) mengatakan pada ajang lelang kopi internasional itu kopi jenis arabika miliknya yang ditanam di Gunung Puntang, mendapatkan skor 86,25.
"Kopi Gunung Puntang dibeli oleh buyer asal Atlanta seharga 56 Dollar atau sekitar Rp 758.576 (per kilo gram)," kata Aleh pada detikFood.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: Tren Kopi di Indonesia, dari Kopi Jitu hingga Spesialiti Kopi yang Populer
Ia tidak pernah menyangka Kopi Gunung Puntang menjadi juara. Sayangnya pada waktu itu kopi yang dibawa ke Atlanta hanya sebanyak 20 kilo gram.
Aleh mengungkapkan yang membedakan kopi miliknya dan kopi dari negara lain yang pada saat itu dilelangkan di Atlanta yaitu pengolahan. Ia menyebutkan, sebaik apapun kopi kalau diolah asal-asalan hasilnyapun akan menjadi asal.
"Pengolahan jadi barometer sekali, kami juga harus menyesuaikan permintaan buyer. Selain itu, pengolahan kopi harus sesuai dengan SNI dan sudah terdaftar di Indikasi Geografis (IG) 00022 Jawa Barat. Makanya di label package yang kami jual ada IG-nya," ungkapnya.
Ia bersyukur, sejak saat itu Kopi Gunung Puntang semakin dikenal namanya. Semenjak itu juga, Kopi Gunung Puntang sudah merambah ke negara kincir angin Belanda dan negeri samurai Jepang dengan permintaan kopi sebanyak dua ton per minggunya.
![]() |
Baca Juga: 'Ceritain Kopi Indonesia' Ajak Masyarakat Sebarkan Cerita Unik tentang Kopi Indonesia
Selain itu, Kopi Gunung Puntang juga kerap mengikuti pameran kopi nasional hingga internasional dan terakhir Aleh menjadi tamu istimewa Presiden Joko Widodo dan diajak Presiden ngopi bareng di Istana Kepresidenan.
"Pengiriman ke Atlanta secara continue masih mengirim. Pengiriman ke luar negeri per minggunya mencapai dua ton," pungkasnya.
(adr/adr)