Idul Adha sebentar lagi tiba, perayaan yang identik dengan pemotongan hewan kurban ini memang tak bisa lepas dari daging kambing. Tak selalu harus diolah menjadi sate atau tongseng, kambing ada beberapa olahan daging kambing tradisional yang bisa jadi pilihan.
Baca Juga: 4 Tempat di Bandung Ini Punya Sate Kambing Empuk Juicy
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah satunya, Gecok. Meski tidak sepopuler gulai, hidangan kambing berkuah ini merupakan salah satu makanan favorit warga Semarang. Hidangan ini mulai diperkenalkan tahun 1940an.
Awalnya gecok dikenal sebagai jamu yang biasanya diminum untuk mengobati rasa capek dan lelah, paduan rasa pedas yang terdiri dari merica dan cabe jawa, memberikan efek hangat pada tubuh. Sehingga lebih mudah mengeluarkan keringat dan membuat tubuh kembali segar.
Cabe Jawa merupakan salah satu bahan dasar jamu yang hingga kini masih digunakan pada racikan jamu tradisional. Selain itu, gecok ketika disantap tekstur kuahnya sedikit kasar atau berpasir. ini karena kelapa parut sangrai yang ditambahkan untuk menguatkan rasa gurih. Juga memberi aroma wangi yang sedap.
![]() |
Meski gecok banyak dijajakan di wilayah Jawa sekitarnya, gecok yang paling legendaris dan bertahan hingga kini, adalah Gecok Kambing Mantep roso di Tuntang, Semarang.
"Gecok itu penggabungan dari kata digeget dan dicokot, karena daging kambing masih ada tulangnya," jelas Kuat Sumarsono dari restoran Gecok Kambing Mantep Roso, Kuat juga menambahkan banyak orang yang gemar mengigiti potongan daging kambing yang masih menempel di tulangnya.
"Yang membuat kami berbeda dari gecok lainnya adalah, penyajian gecok di sini tidak menggunakan jeroan kambing. Sehingga kadar lemak dan kolestrolnya lebih rendah dari gecok biasa. Kami juga mengutamakan rasa autentik gecok sehingga masih konsisten seperti di tahun 40an," lanjut Kuat di sela-sela sesi demo masak dalam acara Berkah Lezat Bango, di kawasan Jakarta Pusat (24/08/17).
Banyak warung makan dan restoran di wilayah Semarang yang menyajikan menu gecok. Namun, gecok asal restoran Mantep Roso inilah yang paling digemari oleh pengunjung.
![]() |
"Kami mempertahankan pemakaian rempah-rempah. Ada sekitar 25 bumbu dan rempah-rempah yang digunakan. Dan yang paling wajib ada adalah cabe jawa, merica, dan kayu manis." ungkap Kuat.
Tiap hari restoran Mantep Roso ini bisa menghabiskan 11-12 kilogram kambing untuk membuat gecok. Dengan harga Rp. 25.000 per porsi, pengunjung sudah bisa menikmati lezatnya gecok legendaris dari restoran ini.
Selain rasanya yang lezat, gecok juga bisa menjadi inspirasi olahan sajian kambing di hari raya Idul Adha nanti. (lus/odi)