Bakti Budaya Djarum Foundation bersama dengan Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) dan Kokiku TV berkolaborasi membuat sebuah web series kuliner di Indonesia. Dengan tema "Kuliner Indonesia Kaya", orang akan dituntun membuat masakan Indonesia yang sebenarnya tak sulit dibuat.
Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 900 etnis yang menyebar di 34 provinsi. Tentunya setiap hidangan tradisional di berbagai daerah perlu dilestarikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Triawan juga mengatakan, Indonesia perlu memiliki lokomotif satu masakan yang juga kaya dengan jenis dan bahan tapi bisa dinikmati setiap saat.
"Karena bisa disantap pagi, siang, malam dan snacking kita memilih soto sebagai lokomotif satu masakan. Ada lebih dari 40 jenis soto di Indonesia seperti tauto, coto Makassar hingga soto Bandung. Selain lokomotif ini, promosi makanan Indonesia juga akan diikuti dengan sajian dari negara lain seperti rendang, gado-gado, sate dan nasi goreng," jelasnya.
"Berangkat dari keprihatinan terhadap anak muda yang lebih mahir memasak hidangan Barat seperti steak, pasta dan pizza dibandingkan dengan soto bahkan sate ayam, kami akhirnya membuat sebuah web series yang menarik tapi nggak ribet, kekinian dan menghibur supaya masakan Indonesia bisa lestari terus," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Fondation dalam peluncuran web series di Almond Zucchini Cooking Studio, (07/06).
Web series ini akan tayang setiap bulan di minggu pertama dalam channel YouTube Kuliner Indonesia Kaya. Dalam episode satu web series tersebut, Jordi Onsu selaku host web series Kuliner Indonesia Kaya dan pakar makanan dari ACMI mengulik cara pembuatan masakan Sumatera Barat yaitu rendang dan sarikayo.
![]() |
Kedepannya, web series ini akan menampilkan hidangan dari berbagai masakan Indonesia dari daerah yang berbeda-beda di setiap episodenya.
"Melalui wadah YouTube, kami ingin membawa makanan tradisional Indonesia ke dalam sudut pandang modern tanpa mengubah elemen tradisionalnya yang dikemas secara informatif dan menghibur," pungkas Renitasari. (lus/odi)