Pendiri warung makan legendari Warung Men Weti, I Made Weti tutup usia. Weti meninggal dunia di RSUP Sanglah. Ia menderita sakit dan badannya semakin melemah termakan usia.
"Meninggal semalam, Senin (3/4), karena sudah tua dan badannya lemah," kata anak tiri Weti, I Nyoman Sukadana (53) kepada detikcom di Warung Men Weti, Jl Pulau Segara, Sanur, Bali, Selasa (4/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kita tidak mengerti, dia ternyata menutupi penyakitnya sesak napas dan yang lain. Dia tidak ada cerita sakit-sakitnya," ujar pria yang dikenal dengan nama Men Rame itu. Sebelum meninggal, wanita berusia 75 tahun itu sempat tidak sadarkan diri selama dua hari di rumah sakit. Ia juga sempat sadarkan diri selama dua hari selanjutnya sebelum menghembuskan nafas terakhir.
"Dia pesan ke saya, karena kami satu-satunya yang bisa ikuti jejak ibu, masak dan urus baik-baik warung," ucap Rame.
Jasad Weti akan diupacarakan dan ngaben pada 9 April 2017 nanti. Seluruh sanak saudara merasa kehilangan atas pribadi yang keibuan itu.
"Ibu itu seperti dewa bagi saya. Orang kalau punya ibu kandung, Beliau ibu tiri untuk saya. Tapi bagi saya kebaikannya lebih besar dari ibu kandung. Itulah alasan saya menganggapnya seperti dewa," imbuh Rame.
"Kalau bisa, saya ingin ibu hidup lebih lama. Walau nyawa saya bayarannya agar ibu hidup lebih lama, saya rela, itu prinsip saya. Saya sudah sama ibu dari umur saya 8 tahun," pungkas pria yang kerap membuat bumbu warisan Ibu Weti itu.
Men Weti adalah wanita asal Mengwi, Bali, yang mendirikan rumah makan kecil di dekat Pantai Sindhu, Sanur, Bali, sejak 1970. Dikenal dengan nama Nasi Campur Ayam Kampung Men Weti. Warung makannya lebih dulu populer dibandingkan Pantai Sindhu.
![]() |
Para pelanggan dan penggemar kuliner menyukai nasi campur khas Weti karena rasa pedasnya yang khas. Warung makan kecil ini juga populer di kalangan turis domestik dan internasional.
Salah satu ciri khas nasi Bali racikannya adalah sambalnya yang merah merona dan pedas menyengat. Ditambah topping 2 potong kulit ayam yang garing renyah. Tak heran banyak orang antre berdiri demi kelezatan nasi Bali ini.
Amor ring acintya, Ibu Weti. Semoga Sang Hyang Widhi menerima karma baik Ibu. Amin! (vid/odi)