Mirip pembuatan nasi jaha khas Minahasa. Pembuatannya menggunakan bilah-bilah bambu yang dimasak di atas tungku perapian kayu yang sederhana.
Apa saja yang perlu disiapkan untuk membuat nasi lemeng yang gurih dan kaya rempah ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pertama, beras yang sudah dicuci bersih dibumbui dengan paduan rempah. Seperti, daun salam, daun jeruk purut dan serai.
Untuk rasa gurihnya ditambahkan santan segar. Mirip dengan pembuatan nasi uduk. Semua bahan tersebut dimasak menjadi satu hingga matang. Tapi, Harisun menyatakan jika ada bumbu rempah rahasia yang belum bisa ia bagi. Menurutnya, ini merupakan rahasia masakan leluhur yang sengaja ia rahasiakan.
"Bahan-bahan rempahnya direndam terus dimasak bersama. Tapi ini ada bumbu rahasianya ya.. hehehe," ujar Harisun tertawa ringan sambil memasukkan beras ke dalam bilah bambu, Sabtu (11/2/2017).
![]() |
Sebagai pelengkap, nasi lemeng yang memiliki citarasa dominan gurih itu diisi dengan cacahan daging ayam atau cincangan ikan tuna. Lalu semuanya dibungkus menjadi satu dalam daun pisang.
Ramuan nasi lemeng yang telah dibungkus seperti lontong tersebut dimasukkan dalam bambu khusus, kemudian dibakar dalam perapian hingga 4 jam.
"Pakai bambu dibakar sampai 4 jam di atas api kayu, jadi lebih keluar citarasa bakaran bambunya," katanya.
Proses memasaknya yang cukup panjang menjadikan daya tahan nasi lemeng lebih lama. Biasanya bisa bertahan hingga 5 hari.
![]() |
Beberapa pengunjung yang usai mendaki Gunung Ijen terlihat lahap menyantap hidangan nasi Lemeng khas desa tersebut.
Farah Fuadona wisatawan asal Jakarta mengaku cocok dengan citarasa nasi lemeng yang khas beraroma rempah. Paduan bau asap dari pembakaran bambu yang terperangkap di dalam nasi lemeng itu membuatnya makin sedap.
Perempuan bertubuh subur yang baru saja mendaki Gunung Ijen itu merasa jika tubuhnya kembali hangat dan berenergi usai makan nasi lemeng. Nasi lemeng ini menurutnya hanya bisa dijumpai di kaki Gunung Ijen.
![]() |
"Yang habis turun Gunung Ijen bisa makan ini buat ngangetin badan juga sih. Kalau yang bisa dibawa dan dimakan abis turun Ijen ya di sini (Desa Banjar) aja sih," tutupnya.
Gimana? Berminat cicipi nasi lemeng? Yuk, ke desa Banjar, Banyuwangi!
(adr/odi)