Gelaran terakhir FJPN 2016 (3/6) dipadati ratusan pengunjung yang mampir ke Taman Kuliner Condong Catur, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Mereka asyik mengelilingi stand penjaja kuliner sambil mencicip jajanan favorit. Termasuk ragam jajanan pasar dan hidangan utama.
Penjualan yang lumayan ramai membuat beberapa penjaja perlu memasok kembali produknya. Seperti yang terjadi di gerai Nasi Bebek Surabaya. "Saya tadi telat ke sini karena harus melayani pesanan di rumah. Di sini ternyata sudah ramai pembeli yang menanyakan nasi bebek," ujar pemilik gerai yang mematok Rp 8.000 saja untuk seporsi nasi bebek.
![]() |
Racikan nasi bebek di sini begitu puaskan selera. Beralas kertas minyak dan daun pisang yang dibuat mirip pincuk, nasi dan potongan daging bebek goreng disajikan hangat. Pelengkapnya berupa sambal super pedas, bumbu hitam khas nasi bebek, dan lalapan segar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemenang stand penjaja kuliner dengan dekorasi terbaik turut diumumkan semalam. Kopi Jo, Installation, dan Kopi Gayo berhasil menduduki juara 1, 2, dan 3. Piala diberikan oleh Esty Widjayati dari Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.
Puncak acara diisi dengan penampilan spesial Letto. Band dengan vokalis Noe ini melantunkan sejumlah lagu favorit seperti Ruang Rindu dan Sandaran Hati. Tak ayal, para pengunjung terlihat menikmati sambil sesekali bernyanyi bersama.
Di sela-sela penampilannya, Noe sempat memberi opini seputar jajanan pasar. "Masyarakat Indonesia itu kreatif. Dari satu bahan saja yaitu singkong, bisa dibuat aneka jajanan pasar seperti tiwul dan gethuk. Hanya butuh standard jelas dan tampilan menarik saja agar jajanan pasar makin populer," pungkas putra Cak Nun ini. (adr/odi)