Konsumen di Amerika Serikat memilih makanan berperisa alami dan mulai menjauhi perisa buatan. Menurut penelitian awal tahun ini, pada kuartal pertama, konsumen di AS cenderung mengecek label produk makanan sebelum membelinya. Hal ini dilakukan agar menghindari pembelian produk makanan dengan perisa buatan. Angka statistik terhadap gaya hidup ini meningkat 15 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kini bahan makanan buatan dan alami tidak terlalu berbeda. Kata 'alami' asal dipakai oleh industri pangan dan juga industri kosmetik yang belum tentu memenuhi regulasi yang benar. Adanya label perisa alami membuat produk terkesan menarik di mata pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun berasal dari alam, EWG mengungkap jika perisa alami justru terkadang mengandung campuran senyawa kimia yang lebih banyak dibanding dengan yang buatan.
Perisa alami mengandung solven, emulsi, dan pengawet. Ketiganya merupakan bahan-bahan yang tidak terduga dan tidak disarankan oleh pabrik pangan. EWG melaporkan,”Ekstrak rasa dan komposisi makanan yang berasal dari rekayasa genetik juga dilabeli 'alami', hal ini karena FDA (Food and Drug Administration) tidak memahami apa maksud dari kata 'alami' yang sesungguhnya.”
EWG memberikan nilai yang sama terhadap makanan dengan perisa buatan dengan yang berperisa alami. Penilaian yang lebih baik justru tertuju kepada makanan dengan rasa organik yang benar-benar alami. Rasa ini memenuhi regulasi, dan benar-benar memiliki perisa alami tanpa dibuat-buat. Rasa yang seperti itulah yang diproduksi tanpa zat solven sintetis ataupun zat-zat tambahan lainnya.
Yang harus diperhatikan adalah perisa buatan. Biasanya dibuat oleh flavourist profesional dan harus dihindari. Anda harus tetap memperhatikan makanan yang Anda santap. Akan lebih sehat menyantap makanan yang baru diolah tanpa mengalami proses di pabrik atau cobalah makanan segar. Dari jenis makanan tersebutlah, makanan dan rasa yang alami benar-benar tercipta.
(dni/odi)