SoldatenKaffee, Kafe Bertema Perang yang Kontroversial di Bandung Dibuka Kembali

SoldatenKaffee, Kafe Bertema Perang yang Kontroversial di Bandung Dibuka Kembali

- detikFood
Senin, 23 Jun 2014 14:30 WIB
Foto: SoldatenKaffee
Bandung - Mulai Sabtu kemarin, warga Bandung bisa kembali menikmati aneka roti Eropa dan hidangan Jerman di SoldatenKaffee. Kafe yang memajang berbagai pernak-pernik Perang Dunia II ini beroperasi kembali setelah ditutup karena mengundang kontroversi.

Henry Mulyana, pemilik SoldatenKaffee, menutup usahanya pada Juli tahun lalu setelah mendapat protes keras karena dianggap membangkitkan kenangan buruk tentang Nazi. Sorotan dari publik internasional, terutama dari komunitas Yahudi, dipicu oleh pemberitaan sebuah media berbahasa Inggris.

Pada konferensi pers dan soft launching SoldatenKaffee Sabtu (21/06/2014), Permadi Arya sebagai juru bicara mengatakan bahwa kafe ini beserta pemiliknya adalah korban pemberitaan negatif dan pemelintiran fakta oleh media tersebut.

"Seperti penggunaan istilah 'kafe Nazi' yang menyiratkan bahwa sang pemilik, Henry Mulyana, adalah penebar paham kebencian, yang tentu saja tidak benar," tegas Permadi.

Ia menekankan bahwa konsep kafe ini adalah militer Perang Dunia II. "Bukan ideologi, bukan paham," katanya. Karena itulah, lanjut Permadi, penggunaan istilah 'kafe Nazi' memiliki arti yang sangat berbeda dan negatif.

Pembukaan kembali SoldatenKaffee membuat kafe ini kembali diberitakan media-media internasional. AFP, contohnya, pada Sabtu (21/06/2014) mengutip perkataan pengacara Henry saat penutupan. Ia mengatakan kepada AFP bahwa kliennya akan membuka kembali bisnisnya dengan tema Perang Dunia II yang lebih luas dan menghilangkan semua swastika.

"Namun pada acara pembukaan, tiga elang besar dengan swastika masih dipajang. Begitu pula dengan poster propaganda yang menampilkan lambang Nazi," tulis AFP.

Kepada Detikfood (23/06/2014), SoldatenKaffee menjelaskan bahwa penerapan tema Perang Dunia II harus menyertakan swastika. "Kita harus menampilkan semua pihak, baik good side maupun evil side, supaya adil," ujar juru bicaranya.

Permadi juga membantah pemberitaan media asing bahwa Henry adalah orang yang kurang mendapat pendidikan sejarah. Menurutnya, Henry justru adalah penggemar sejarah yang senang membaca buku sejarah di waktu luangnya.

Permadi lalu membeberkan serangkaian fakta terkait hubungan Indonesia dengan Nazi pada masa Perang Dunia II. Ia mengatakan bahwa Nazi justru berperan dalam kemerdekaan Indonesia dengan menggerakkan kapal selam untuk memerangi Belanda dan meminjamkan mesin tik untuk mengetik naskah proklamasi.

Orang Indonesia juga direkrut sebagai tentara di satuan elit Nazi, Waffen SS, bersama orang India, Uighur, Turki, dan ras dengan kulit berwarna lainnya. Dengan demikian, Permadi membantah informasi bahwa Nazi hanya menerima orang berkulit putih dan memerangi semua ras dengan kulit berwarna.

"Orang-orang umumnya mendapat informasi sejarah dari film Hollywood yang menekankan aspek sensasi daripada akurasi. Faktanya, Nazi membenci Yahudi dan komunis, tapi Nazi tidak pernah berencana membunuh orang dengan kulit berwarna," tegas Permadi.

Seperti diberitakan AFP, Henry mengaku memiliki banyak pelanggan dari Eropa. "Mereka tak bermasalah dengan tema Perang Dunia II karena dilihat dari sudut pandang sejarah," ujarnya.

Kini, Henry mencoba memperluas tema kafenya dengan menampilkan foto-foto tokoh zaman perang lainnya, seperti Winston Churchill dan Josef Stalin. Ia juga menampilkan seragam tentara-tentara Inggris, Jepang, Amerika, dan Belanda.

Sampai saat ini, SoldatenKaffee mengaku masih mendapat ancaman. "Protes itu disebabkan oleh 100% misinformasi. Makanya kita berusaha menjelaskan lewat konferensi pers," kata SoldatenKaffee kepada Detikfood.

Lewat Facebook-nya, SoldatenKaffee juga menjelaskan bahwa simbol Nazi tidak melanggar hukum apapun di Indonesia. "Hukum dan etika serta luka dan trauma Eropa juga tidak berlaku di Asia. Berhentilah mendramatisir masa lalu Jerman," tulis juru bicara SoldatenKaffee.

Saat ini SoldatenKaffee belum beroperasi penuh karena masih dalam masa soft launching. Grand launching-nya sendiri akan digelar setelah Lebaran dan Pemilihan Umum mendatang.
(fit/odi)

Hide Ads