Untuk Lestarikan Tradisi, Festival Tahunan di Tiongkok Bantai 10.000 Anjing

Konsumsi Daging Anjing

Untuk Lestarikan Tradisi, Festival Tahunan di Tiongkok Bantai 10.000 Anjing

- detikFood
Kamis, 19 Jun 2014 17:38 WIB
Foto: Thinkstock // The Guardian
Jakarta - Masyarakat Tiongkok dikenal sebagai pemakan segala jenis hewan, termasuk daging anjing. Meski ada sekelompok orang Indonesia, Korea, atau negara lain yang mengonsumsi anjing, di Tiongkok hal ini dilakukan dengan ekstrim.

Masyarakat yang tinggal di wilayah Yulin, selatan Cina mengadakan festival memakan daging anjing tiap tahun. Pada tanggal 21 Juni, penduduk Yulin merayakan titik balik matahari musim panas atau summer solstice dengan membunuh hampir 10.000 anjing. Daging anjing tersebut diolah menjadi hidangan hotpot dan disantap bersama lychee wine.

Festival menyantap daging hewan di Yulin disebut-sebut bermula sejak tahun 1990-an. Akan tetapi konsumsi daging anjing sendiri sudah berlangsung lama. Menurut tradisi Tiongkok, mengonsumsi daging anjing dapat merangsang panas dalam tubuh. Karenanya disantap untuk menangkal hawa musim dingin.

Dari segi nutrisi, per 100 gr daging anjing mengandung energi 198 kkal, protein 24,6 gr, lemak 10,7 gr, dan karbohidrat 0,9 gr. Bila dibandingkan daging sapi, daging anjing kandungan proteinnya lebih tinggi dan lemaknya lebih rendah. Konsumsinya dianggap dapat meningkatkan energi dan membuat tubuh kuat.

Namun berbeda dengan tradisi, penduduk Yulin memakan daging anjing pada hari pertama musim panas lebih karena takhayul. Mereka meyakini daging anjing dapat menghilangkan roh jahat dan penyakit. Daging anjing juga dipercaya dapat meningkatkan kemampuan seksual pada pria.

Awalnya anjing yang digunakan untuk festival dikembangbiakkan di Yulin. Namun setelah permintaan semakin banyak, anjing pun didatangkan dari seluruh Cina. Pencinta hewan mengatakan banyak anjing diculik dari pemilik sah di pedesaan yang kemudian disimpan dalam kondisi tak wajar dan diangkut ke festival.

Beberapa tahun lalu anjing dipotong di depan umum untuk menunjukkan bahwa dagingnya masih segar. Hal ini untuk menghalau kekhawatiran penduduk bahwa daging anjing telah disimpan lama dalam lemari es.

Sejak tahun 2010, tradisi lokal tersebut menarik perhatian pencinta hewan dan organisasi hak-hak binatang. Banyak yang meminta pemerintah Yulin membatalkan festival. Namun otoritas di Yulin mengatakan hal itu di luar kendali mereka. Karena diselenggarakan masyarakat lokal, bukan pemerintah.

Karenanya penduduk Yulin menggelar perayaan seminggu lebih awal untuk menghindari aktivis dan wartawan.Selain di Yulin, Tiongkok juga memiliki festival tradisional menyantap daging di desa Hutou kota Jinhua. Festival ini sudah berlangsung selama 600 tahun sejak Dinasti Ming.

Saat festival 5.000-10.000 anjing dibunuh dengan penuh penyiksaan di jalanan, baru kemudian diolah menjadi hidangan. Jalanan ketika itu ditutupi darah segar dan lolongan anjing kesakitan memenuhi desa.

Namun setelah protes keras masyarakat melalui kampanye online, festival musim gugur di Hutou ditutup pada tahun 2011.

(fit/odi)

Hide Ads